Merauke, Suryapapua.com – Musibah banjir rob di sebelas kampung di Distrik Waan, Kabupaten Merauke yang menerjang perumahan masyarakat dan hasil tanaman mereka, menyita perhatian berbagai kalangan untuk peduli dan terlibat langsung membantu.
Salah satu langkah gerak cepat dilakukan adalah organisasi pemuda Merauke yang tergabung dalam “Merauke Peduli Banjir ROB Distrik Waan” dengan aksi penggalangan dana di sejumlah titik, salah satunya adalah di Lingkaran Brawijaya (Libra) Minggu (12/12) sore.
Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Merauke, Simon Balagaize kepada Surya Papua menjelaskan, aksi ‘turun jalan’ untuk melakukan penggalangan dana dari siapa saja itu, akan berlangsung selama satu minggu kedepan. “Hari ini kita sudah mulai bergerak melakukan penggalangan,” ujarnya.
Penggalangan hari pertama, jelas Simon, difokuskan di Libra. Siapa saja boleh menyumbang entah dalam bentuk barang , uang dan lain-lain.
“Saya atas nama teman-teman OKP meminta masyarakat Merauke agar terketuk hatinya memberikan sumbangan untuk saudara atau sesama kita di sebelas kampung di Distrik Waan yang sedang membutuhkan uluran tangan serta bantuan,” pintanya.
Dikatakan, pihaknya juga telah menyediakan posko di jalan Ahmad Yani tepatnya di Sekretariat Himpunan Mahasiswa Malind . Olehnya, siapa saja yang memiliki sedikit kelebihan, agar dapat menyumbangkan.
“Ada beberapa nomor telpon yang bisa dihubungi jika mengalami kesulitan mencari alamat, 085244670747-082397750203-085244564700-081320242626. Intinya bantuan apa saja entah barang atau uang, bisa dihantar,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merauke, Dominikus Ulukyanan mengatakan, masyarakat di sebelas kampung sedang dirundung kesusahan, setelah banjir rob menyapu tanaman mulai dari umbi-umbian, pisang dan sejumlah tanaman lainnya.
Selain itu, perumahan warga ikut terendam dengan ketinggian antara 85 centimeter hingga satu meter. Dengan kondisi demikian, masyarakat tak bisa berbuat banyak. Karena dipastikan cadangan makanan tak ada. Sehingga perlunya perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke.
“Saya baru pulang dari Distrik Waan melihat kondisi di sejumlah kampung, setelah terjadi air pasang. Biasanya air pasang disertai banjir, terjadi bulan Pebruari. Namun kali ini lebih cepat, sehingga hasil kebun masyarakat yang telah ditanam, dipastikan rusak terendam air laut,” katanya.
Dikatakan, air naik disertai banjir akibat hujan deras terjadi sejak 6 Desember 2021 lalu. Dan, kondisi tahun ini lebih parah. Dimana dengan musibah itu, masyarakat tak memiliki cadangan makanan.
Penulis : Yulianus Bwariat
Editor : Frans Kobun