Jakarta, Suryapapua.com– Komitmen TSE Group dalam upaya mencapai zero emissions mendapat apresiasi di panggung Sawit Indonesia Award 2024 yang diselenggarakan pada Kamis (12/12). Di ajang bergengsi ini, TSE Group berhasil meraih penghargaan dengan kategori “Kontribusi Besar Bagi Pencapaian Net-Zero dan Penanganan Perubahan Iklim”. Penghargaan ini diserahkan langsung kepada Direktur TSE Group, Luwy Leunufna.
Penghargaan Sawit Indonesia Award diberikan kepada individu atau institusi yang memiliki rekam jejak luar biasa dalam industri sawit.
Pemenang penghargaan dinilai berdasarkan dua hal utama, kinerja mereka di sektor sawit dan kualitas produk yang telah mereka hasilkan.
“Majalah Sawit Indonesia mengadakan 3rd Sawit Indonesia Award 2024 sebagai upaya membangun dan memperkuat industri kelapa sawit. Salah satu puncak dari kegiatan ini adalah pemberian penghargaan kepada tokoh, lembaga, perusahaan yang akan melalui proses penilaian secara internal dengan masukan dari Dewan Redaksi Majalah Sawit Indonesia. Penghargaan ini diberikan sebagai wujud apresiasi atas dedikasi dan kontribusi penerima penghargaan sepanjang tahun ini,” tutur Qayyum Amri Pemimpin Redaksi Majalah Sawit Indonesia pada kesempatan tersebut.
Adapun kategori “Kontribusi Besar Bagi Pencapaian Net-Zero dan Penanganan Perubahan Iklim” ini diberikan karena TSE Group dinilai telah mampu merespon dengan baik seruan pemerintah terhadap pemangku kepentingan untuk mendukung pencapaian target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 dan berkontribusi terhadap target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030 dibandingkan dengan skenario business as usual, atau sebesar 41% dengan bantuan internasional.
Seruan pemerintah ini direspon oleh TSE Group dengan turut bergabung dalam upaya mencapai Net Zero Emissions menggunakan metode Science Based Targets initiative (SBTi) sebagai standar untuk menetapkan target Net Zero Emissions.
Komitmen TSE Group dituangkan dalam berbagai langkah strategis, seperti membangun pembangkit listrik tenaga biogas, membeli fasilitas dan melakukan penelitian untuk memproduksi biochar, menggunakan kendaraan listrik untuk kegiatan operasionalnya dan solar panel untuk penggunaan lampu jalan di sekitar areal perkebunan.
Selain itu TSE Group juga menggantikan penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organik dari tandan kosong sawit.
Ini dikarenakan pupuk kimia merupakan sumber emisi terbesar kedua setelah limbah cair karena mengeluarkan nitrogen oksida selama proses produksi dan penggunaannya berdampak pada pemanasan global 300 kali lipat dari karbon dioksida.
Sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia, kelapa sawit tak hanya menjadi penggerak ekonomi di Indonesia, namun juga menjadi komoditas agro yang mendukung penyerapan emisi karbon.
Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM menyatakan pohon kelapa sawit mampu menyerap 25 ton CO2 per tahun, sedangkan pohon lainnya hanya 6 ton CO2 per tahun. (*)