JUMAT 15 Maret 2024 sekitar pukul 08.00 WIT, mobil putih diparkir di depan gudang-samping kediaman Bupati Merauke, Romanus Mbaraka. Terlihat beberapa orang sedang sibuk menaikkan puluhan karung beras.
Beras yang dikeluarkan dari gudang, bukan pemberian orang lain. Tetapi itu dari hasil kebunnya di atas lahan 50-an hektar miliknya di Kampung Sarsang, Distrik Tanah Miring.
Sementara di luar pagar kediaman, sejumlah mobil kepala dinas terparkir. Rupanya para pejabat itu telah mendengar sekaligus mengetahui jika Romanus Mbaraka, orang nomor satu di daerah ini, akan bergerak menuju ke daerah Payum, Kampung Buti (Pantai Lampu Satu).
Sekitar pukul 09.00 WIT, Bupati Mbaraka yang tampil sedikit ‘kocak’ mengenakan kaca mata warna hitam, menyetir sendiri mobilnya tanpa ajudan disamping, keluar dari rumahnya menuju ke Lampu Satu-Payum.
Disana puluhan masyarakat yang menjadi korban air pasang, telah menunggu. Romanus Mbaraka langsung menemui mereka. Semua berdiri mengelilinginya, ditemani Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Merauke, Romanus Sujatmiko, Kepala Distrik Merauke, Arnold Rudolf serta sejumlah pejabat lain.
Selain mendengar ‘jeritan’ korban air pasang, Bupati Mbaraka juga melihat dari dekat salah satu bangunan rumah berarsitek papan yang telah rata tanah, akibat ganasnya gelombang air pasang Jumat dini hari itu.
Tak banyak ‘gula-gula’ dihadapan puluhan korban, Bupati Mbaraka memerintahkan sekretaris pribadinya, Corneles Upessy mengambil uang sekaligus diberikan kepada mereka.
Selain itu, bantuan beras sebagai langkah emergency diberikan, mengingat para korban telah kehilangan segala-galanya.
Dua titik atau tempat dikunjungi Romanus Mbaraka. Kurang lebih dua jam, ia bersama mereka disitu.
Salah satu langkah cepat dilakukan adalah segera melakukan komunikasi bersama Dandim 1707 Merauke agar tujuh bangunan rumah yang disapu air pasang, segera dibangun atau dikerjakan.
“Saya minta Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Merauke, Leonardus Mogot meresponi cepat. Nanti dari sini, saya ke Pak Dandim untuk bicara langsung agar tujuh unit rumah bisa dikerjakan prajurit TNI, agar cepat selesai dan dapat ditempati,” ungkap Bupati Mbaraka.
Dari daerah Payum, Romanus Mbaraka melihat talud di sekitar Pantai Lampu Satu, sekaligus berdialog bersama sejumlah warga lain.
Selanjutnya menuju ke Dandim 1707 Merauke di kantornya untuk bertemu. Hanya dalam hitungan beberapa menit, dialog bersama Dandim dilakukan dan langsung pulang.
Rupanya sampai di rumah, laporan datang dari Kepala Badan Penagggulangan Bencana, Romanus Sujatmiko serta Kepala Distrik Merauke, Arnold Rudolf kalau jumlah warga yang mengalami musibah air pasang, dimana rumahnya rusak serta perabot di dalamnya disapu air pasang mencapai ratusan orang.
Seketika- tanpa menunggu lama, Bupati Mbaraka menginstruksikan agar truk-truk segera bergerak ke sejumlah titik seperti Payum, Kampung Buti, Kelurahan Samkai serta Maro untuk menjemput para korban, sekaligus dibawa ke GOR Hiad Sai.
Gerakan pun dilakukan. Dalam hitungan beberapa jam, ratusan warga dievakuasi sementara untuk tinggal di GOR Hiad Sai.
Lalu dapur umum-pun didirikan. Dinas Sosial Kabupaten Merauke yang diberikan tanggungjawab, langsung bergerak.
Selain itu, sejumlah kebutuhan utama seperti selimut, tikar dan lain-lain didistribusikan untuk ratusan warga di GOR Hiad Sai.
Meskipun ratusan warga sudah menempati dua tempat di GOR Hiad Sai, Bupati Mbaraka belum tenang. Karena ratusan korban air pasang, harus ditangani dan diurus baik selama di tempat pengungsian.
Kemarin pagi, Sabtu 16 Maret 2024, Bupati Mbaraka kembali mengumpulkan semua lurah serta beberapa instansi berkompoten untuk mmbicarakan sejumlah hal penting.
Sebut saja pendataan valid perlu dilakukan para lurah serta Kepala Distrik Merauke, sehubungan dengan para korban yang mengalami musibah air pasang, sehingga pendistribusian makanan dan kebutuhan lain, tepat sasaran.
Selain itu, dapur umum harus jalan terus, tidak boleh macet atau putus. Karena ratusan korban air pasang yang ditampung, butuh makan.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Merauke, Gentur Pranowo mengaku dapur umum berjalan sejak ratusan warga tiba di GOr Hiad Sai. Makan mereka dilayani tiga kali dalam sehari.
“Kami jalankan instruksi yang disampaikan Bapak Bupati Merauke. Jadi tiap hari makan dan minum ratusan warga diberikan,” jelasnya.
Hal lain disampaikan Bupati Mbaraka terkait pelayanan kesehatan. “Saya sudah minta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, dr. Nevil Muskita membuka pos di tempat pengungsian dan ada beberapa tenaga medis telah disiagakan disana,” katanya.
Tidak berhenti sampai disitu. Kemarin sore juga, Romnanus Mbaraka, anak kampung dari Kalilam, Pulau Terapung KImaam itu, langsung datang ke GOR Hiad Sai menemui ratusan korban air pasang, sekaligus berdialog.
Sejumlah kekurangan di GOR Hiad Sai yang dialami serta dirasakan warga, di eksekusi di tempat.
Salah seorang korban yang rumahnya disapu air pasang, Silas Mahuze, Warga Payum, Kampung Buti menyampaikan banyak terimakasih kepada Bupati Merauke, Romanus Mbaraka yang cepat datang melihat mereka.
“Sekali lagi terimakasih banyak Bapak Romanus, sudah datang beri kekuatan kepada kami disini,” tuturnya.
Meskipun rumah serta perabot di dalamnya disapu air pasang, namun isteri dan anak-anaknya selamat. “kami juga senang karena Bapak Romanus mengurus sekaligus membawa kami tinggal sementara di GOR Hiad Sai,” ujarnya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun