Merauke, Suryapapua.com– Kepala Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Merauke, Rekianus Samkakai menghimbau kepada keluarga agar tak tergiur rayuan pihak tertentu dengan menawarkan ingin membantu meringankan proses hukum maupun segera memulangkan 13 anak buah kapal (ABK) dari Papua Nugini yang sedang ditahan di negara tetangga itu.
Himbauan itu disampaikan Rekianus saat dihubungi Surya Papua melalui ponselnya Kamis (8/9). Menurutnya, dalam situasi seperti begini, ada pihak tertentu menghubungi keluarga, sekaligus menyampaikan akan membantu, namun dengan catatan harus menyerahkan uang terlebih dahulu.
“Ini modus yang biasa dimainkan orang tertentu. Saya barusan ditelpon dari nomor tidak jelas meminta nomor handphone pemilik kedua kapal serta keluarga ABK di Merauke, namun saya tak memberikan. Karena ini adalah suatu bentuk tipu muslihat,” ujarnya.
Jadi, lanjut Rekianus, agar keluarga tak boleh percaya ketika ada tawaran demikian. Lebih baik mendengar dan mengikuti arahan atau petunjuk pemerintah.
“Harus ikut atau mendengar penyampaian resmi dari KBRI di PNG melalui Konsulat Jenderal Indonesia di Vanimo yang selanjutnya disampaikan Kepala Badan Pengelola Perbatasan Provinsi Papua, Zusana Wanggai,” pintanya.
“Itu resmi dan ada jaminan kepada keluarga. Jadi tak terkecoh ketika ada tawaran orang tidak dikenal. Karena ujung-ujungnya meminta uang, namun tak ada hasil,” ujarnya.
Disinggung tentang perkembangan 13 ABK bersama dua kapal yang masih ditahan, Rekianus menambahkan, mereka dalam keadaan sehat dan mengikuti proses hukum disana.
“Kita belum tahu sampai kapan proses hukumnya. Tetapi jelasnya saya selalu berkomunikasi dengan provinsi,” ungkapnya.
Untuk diketahui, dua kapal bersama 13 ABK yang ditahan sejak beberapa pekan lalu oleh tentara PNG diantaranya KMN Arsila 77 dengan nahkoda Sarif Casiman dan para ABK diantaranya Laode Darsan, Riki Hemi Setiawan, Farid Sasole, Peli Puswakor, Joni dan Ceno Jelaful.
Sedangkan KMN Baraka Paris 21 dengan nahkoda Rohman serta Joni tukang masak serta Amin Nurul Mustofo, Nuriadi, Beni Wasel dan Fernando Tuwok yang adalah ABK.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun