Merauke, Suryapapua.com-Sikap kritis dan tegas ditunjukkan Kerukunan Keluarga Lamaholot Kabupaten Merauke, setelah hasil Musyawarah Daerah (Musda) Ikatan Keluarga Flobamora (IKF) Papua Selatan dilaksanakan, sekaligus memilih melalui voting Paskalis Imadawa sebagai ketua.
Terhadap hasil pemilihan tersebut, gelombang aksi protes-pun dilancarkan dan atau disuarakan sebagai bentuk penolakan terhadap hasil Musda IKF di Hotel Halogen beberapa hari lalu.
Kali ini, suara lantang–menggema dilancarakan Siprianus Muda, mewakili Ketua Lamaholot, Paulus Peka Hayon bersama seluruh pengurus serta anggota kerukunan yang dengan tegas menolak hasil Musda I IKF Papsel.
“Bagi kami Kerukunan Lamaholot Kabupaten Merauke, pelaksanaan Musda IKF Papua Selatan penuh dengan sarat kepentingan,” tegas Siprianus Muda, Sekretaris Kerukunan Lamaholot kepada suryapapua.com Kamis (16/10/2025).
Dalam pelaksanaan Musda, demikian Siprianus, beberapa klausal yang berkaitan dengan syarat calon Ketua Flobamora Provinsi Papua Selatan adalah harus orang asli Flobamora.
“Itu kami dari Kerukunan Lamaholot bersuara saat Musda. Hanya saja, tidak diakomodir dalam pembahasan dan Pengesahan tata tertib,” ungkap Siprianus yang juga Ketua Forum Pemuda Cendana Wangi) NTT se Papua Selatan (FPCN).
Dengan tidak didengar dan diabaikan suara lantang Siprianus saat Musda, sekaligus memberi—membuka ruang untuk orang luar yg bukan darah asli NTT dari Tanah Flobamora, masuk sebagai calon.
“Perlu diingat dan dicatat bahwa, kami orang Lamaholot memilih kepala suku atau kepala perang melalui rangakian ritual adat hingga puncak pelantikan. Artinya Kepala Suku itu harus anak asli Lewotanah,” tegasnya.
Siprianus kembali memberikan ultimatum sekaligus pressur keras agar Musda I IKF Papua Sekatan harus diulang.
“Itu sikap tegas kami Kerukunan Lamaholot, sekaligus menolak dengan Paskalis Imadawa yang telah ditetapkan sebagai Ketua IKF Papua Selatan,” katanya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun
