Dipadati Ratusan Etnis Tionghoa, Perayaan Imlek Diwarnai Pemberian Bantuan Dana Pendidikan Bagi Siswa-Siswi OAP

Laporan Utama715 views

Merauke, Suryapapua.com–  Bertempat di Swiss belhotel Minggu (25/04/2024), berlangsung perayaan Imlek Bersama yang dipadati atau diikuti ratusan etnis Tionghoa di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.

Perayaan Imlek  ditandai berbagai mata acara, diantaranya pemilihan Ketua Perkumpulan Budi Luhur Kabupaten Merauke periode 2024-2028, Barongsai yang dipertontonkan anak-anak, remaja serta dewasa.

Selain itu, sebagai bentuk perhatian serta penghargaan terhadap orang asli Papua (OAP) di negeri ini, diberikan bantuan pendidikan kepada sejumlah perwakilan siswa-siswi untuk jenjang pendidikan SD,SMP dan SMA.

Hadir dalam acara dimaksud, Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC, Kepala Biro Hukum Serta Provinsi Papua Selatan, Yoseph Gebze serta tamu-undangan lain.

Ratusan Etnis Tionghoa yang memadati perayaan Imlek Bersama 2024 di Swiss belhotel tadi pagi – Surya Papua/Frans Kobun
Ratusan Etnis Tionghoa yang memadati perayaan Imlek Bersama 2024 di Swiss belhotel tadi pagi – Surya Papua/Frans Kobun

Ketua Perkumpulan Budi Luhur Merauke, Simon Abraham dalam sambutannya mengatakan, sejumlah mata acara dilaksanakan dalam Imlek Bersama 2024,  termasuk pemilihan ketua serta pengurus baru.

“Saya berharap Ketua  Perkumpulan Budi Luhur Merauke yang baru, setelah dipilih dalam kegiatan ini, agar dapat melanjutkan rencana- rencana yang telah ada. Lalu bekerjasama dengan semua pengurus  dengan baik,” pintanya.

“Mari kita buat terbaik, sehingga nama  Perkumpulan Budi Luhur, dikenal oleh masyarakat,” pintanya lagi.

Selain itu, lanjut Simon, antara satu dengan yang lain termasuk anak-anak  diantara etnis Tionghoa, harus saling mengenal. Karena akan lebih membangun sekaligus memperkokoh  kebersamaan serta hubungan kekeluargaan.

Foto bersama pengurus Etnis Tioonghoa bersama Kepala Biro Hukum Setda Provinsi Papua Selatan – Surya Papua/Frans Kobun
Foto bersama pengurus Etnis Tioonghoa bersama Kepala Biro Hukum Setda Provinsi Papua Selatan – Surya Papua/Frans Kobun

Dalam kesempatan tersebut, Simon memberikan apresiasi kepada panitia yang di didominasi anak-anak SMA. Mereka mampu menjalankan tugas dengan baik dalam perayaan Imlek Bersama 2024.

“Jika ada kekurangan sana sini, saya sebagai ketua menyampaikan permohonan maaf kepada semua Etnis Tionghoa yang ada dalam ruangan ini,” ujarnya.

Diharapkan kedepan orangtua mendukung dan atau mensuport anak-anaknya mengikuti berbagai kegiatan yang merupakan cirikhas Budaya Tionghoa. Sekaligus dapat menunjukkan keberagaman budaya di Papua Selatan terutama di Kabupaten Merauke.

Ketua Etnis Tionghoa, Sastra Wijaya dalam arahannya menjelaskan, Tahun baru Imlek yang diperingati 10 Pebruari 2024  lalu ditandai sibol Naga dengan elemen kayu.

Selain pergantian tahun dalam penanggalan Imlek, perayaan Imlek mengandung makna atau tradisi dari etnis Tionghoa yang patut dilestarikan dimana-pun berada.

Tahun Baru Imlek, menurut Sastra, menjadi tanda kegembiraan serta kehangatan. Dimana mengandung pesan mempedulikan keluarga, menghormati orang tua, menghasihi anak  serta memperhatikan kerukunan serta persatuan.

Selama beberapa tahun terakhir, katanya,  konsep-konsep dimaksud  semakin diterima masyarakat.

Perayaan Imlek juga telah ditetapkan sebagai hari libur Nasional di Indonesia. Ini menunjukan etnis Tionghoa merupakan suku yang hidup dan merupakan bagian dari Warga Negara Indonesia.

“Saya mengajak kita etnis Tionghoa di Kabupaten Merauke, wajib memberikan karya terbaik dengan segenap hati untuk kemajuan negeri ini. Entah sebagai guru, dokter, pedagang, pengusaha, politisi, ASN dan lain-lain,” ungkapnya dan menambahkan, harus  bergandengan tangan  bersama sesama etnis lain pula.

Atraksi Barongsai yang dipertontonkan  etnis Tionghoa dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa – Surya Papua/Frans Kobun
Atraksi Barongsai yang dipertontonkan etnis Tionghoa dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa – Surya Papua/Frans Kobun

Kepala Biro Hukum Setda Provinsi Papua Selatan, Yoseph Gebze dalam sambutannya mengatakan, etnis Tionghoa menjadi salah satu bagian dari kemajemukan. “Kita telah ditakdirkan dengan berbagai macam latar belakang etnis dan budaya,” katanya.

Kehadiran etnis Tionghoa, jelas Yoseph,  sudah berada di Tanah Papua Selatan 100-an tahun lebih.  Mereka telah ikut membesarkan Kabupaten Merauke.

Kehadiran etnis Tionghoa  di tengah masyarakat, banyak sekali karya yang tidak bisa dipungkiri ikut mewarnai dinamika pembangunan di Provinsi Papua Selatan.

“Keberagaman telah diberikan di atas tanah ini. Terpenting adalah bagaimana merawat keberagaman.  Meskipun pemimpin ganti pemimpin, namun  kita harus tetap menjaga harmoni. Kalau kita menjaga harmoni berarti kata kuncinya adalah toleransi,” ungkap Yoseph.

Lebih lanjut Yoseph menjelaskan, sudah banyak telah diperbuat etnis Tionghoa, sehingga harus dilanjutkan. “Selain mereka memberikan kasih yang terpancar, juga memberikan kontribusi nyata bagi daerah ini,” ujarnya.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *