MENGAPA orang masih ‘malu-malu’ mengungkap fakta akan keberhasilan yang telah dibuat dan atau dilakukan Romanus Mbaraka ketika ‘menahkodai’ Kabupaten Merauke dua periode?
Mungkin ada benarnya juga bahwa orang-orang yang sudah dirasuki pikiran kotor dan tidak baik, pasti selalu melihat Romanus Mbaraka dari sudut pandang yang jelek saja.
Maklum saja! Tetapi ingat dan catat bahwa Tuhan-leluhur di negeri ini tidak pernah tidur.
Semua yang telah ditorehkan anak kampung dari Batu Merah-Kalilam (Pulau Terapung Kimaam) itu, berdampak sangat besar untuk kehidupan masyarakat di 179 kampung, 11 kelurahan serta 20 distrik.
Meskipun terus dihujat segelintir orang yang nota bene adalah lawan politik, Romanus Mbaraka yang sudah sangat matang di dunia politik itu, memilih selalu tersenyum.
Umpatan orang melalui jari-jemari mereka yang menyudutkan seorang Romanus Mbaraka di laman media sosial (medsos), sama sekali tidak berdampak besar terhadap rutinitas maupun aktivitasnya sehari-hari.
Setelah mengambil cuti dari jabatan sebagai Bupati Merauke selama sebulan lebih, lantaran ikut bertarung dalam Pemilihan Gubernur Papua Selatan, Romanus Mbaraka tak henti-hentinya bergerak melakukan kampanye terbatas bersama calon wakilnya, Albertus Muyak.
Dari catatan Surya Papua, sejak kampanye resmi dibuka Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Papua Selatan 25 September 2024, Romanus-Muyak dengan hastag MASAK POHON, memilih berkampanye secara tertutup dan sesederhana mungkin, namun sarat makna serta arti.
Dimana rakyat yang datang bertemu Romanus-Muyak adalah militan dan siap bekerja secara total memenangkan pertarungan Pilgub Papua Selatan nanti.
Metode atau cara berkampanye Romanus-Muyak pun sangat sederhana. Tidak beretorika dan omong doang alias omdo, tanpa menunjukkan hasil nyata.
Romanus Mbaraka membeberkan fakta nyata yang sudah dilakukan seperti membangun Kantor Bupati Merauke yang ‘aduhai’ megahnya, Libra (Lingkaran Brawijaya), sejumlah kantor di lingkungan Pemerintah Kabupaten Merauke.
Bahkan tidak lama lagi, Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merauke akan segera dirampungkan.
Hal lainnya adalah mengirim anak-anak Marind sekolah di Surya Institut (periode pertama memimpin). Selain itu, anak-anak Marind kuliah ke sejumlah perguruan tinggi di luar negeri.
Terobosan serta gebrakan lain dilakukan adalah memberikan bantuan untuk pembangunan rumah ibadah seperti gereja maupun masjid-masjid baik dalam kota maupun di kampung-kampung.
Khusus pembangunan gereja-gereja di kampung, Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC beberapa waktu lalu mengatakan, dari bupati ganti bupati, hanya Romanus Mbaraka yang memiliki kepedulian membangun gereja megah hingga pelosok kampung.
“Saya berani katakan bahwa hanya Romanus Mbaraka memberikan perhatian sangat besar terhadap pembangunan rumah ibadah di kampung-kampung,” ungkap Uskup Mandagi.
Sementara bicara tentang perhatian Romanus Mbaraka terhadap pengangkatan serta penempatan pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Merauke, nyata dan sangat nyata dilakukan.
Ingin bukti? Sejarah mencatat bahwa hanya di tangan Romanus Mbaraka dapat mengangkat jati diri orang Marind sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Merauke yakni Yeremias Paulus Ndiken.
Selain itu, memperjuangkan ratusan nasib orang yang telah mengikuti testing tahun 2018 silam yang sesungguhnya lulus, namun tidak diluluskan oleh pemerintahan di zaman Frederuikus Gebze-Sularso.
Ketika Romanus Mbaraka bersama H. Riduwan terpilih menahkodai Kabupaten Merauke 2021, iapun menghadapi persoalan besar yang ditinggalkan pemimpin sebelumnya.
Oleh karena berpikir akan nasib banyak orang, Romanus Mbaraka tidak tinggal diam. Dengan kemampuan serta jam terbang dimiliki, berhasil bertemu Menteri Pendayagunaan Aparatir Sipil Negara (Menpan), Tjahyo Kumolo (kini sudah almarhum) di Jakarta sekaligus membicarakan secara langsung.
Pertemuan empat mata bersama Tjahyo Kumolo tidak sia-sia. Akhirnya nasib ratusan orang yang lulus tetap diakomodir.
Bahkan CPNS lain yang sesungguhnya tidak lulus, namun diluluskan, semua diakomodir hingga mendapatkan SK dan kini resmi memiliki ‘piring-makan’ jelas.
Lalu masih segar dalam ingatan adalah sebulan lalu, kurang lebih 600 tenaga honorer di lingkungan Pemerintah Kabupatren Merauke yang sudah bertahun-tahun mengabdikan diri tanpa kepastian, nasibnya diperjuangkan Romanus Mbaraka. Hasilnya adalah SK pun diterima.
Sejumlah keberhasilan yang telah ditorehkan Romanus Mbaraka ini, masih tetap dilihat sebelah mata oleh mereka yang nota bene adalah lawan poilitik.
Biarlah segala kebaikan serta cucuran keringat yang telah dicurahkan Romanus Mbaraka untuk banyak orang ini, dinilai rakyat sekaligus didengar ‘Tete Manis.’
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun