Merauke, Suryapapua.com– Tri Hari Suci adalah rangkaian pekan suci yang dimulai dari Kamis Putih, Jumat Agung dan Sabtu Suci.
Peringatan Kamis Putih tidak lain mengenang peristiwa perjamuan terakhir Yesus bersama murid-NYA sebelum DIA ditangkap dan disalibkan.
Pada peristiwa tersebut, selain perjamuan terakhir, Yesus juga membasuh kaki murid-NYA sebagai simbol hamba yang melayani.
Perayaan Kamis Putih (28/03/2024) di Gereja Katolik Santa Theresia Buti, dimulai tepat pukul 18.00 WIT. Pius Oematan, Pr yang juga Pastor Paroki Santa Theresia Buti memimpin perayaan misa.
Dari pantauan Surya Papua, umat Katolik yang mengikuti perayaan Kamis Putih, mencapai 1.000 lebih. Jumlah yang ‘meledak’ itu, membuat panitia-pun sempat kerepotan.
Betapa tidak, selain deretan bangku-bangku di dalam gereja telah dipenuhi umat, di bagian luar-depan pun demikian. Bahkan di sayap kiri serta kanan, ratusan kursi plastik disiapkan, telah ditempati umat.
Sejumlah tenda yang dibangun di sayap (halaman) gereja, tak mampu membendung 1.000-an umat. Akhirnya banyak sekali umat meskipun tak kebagian kursi, rela berdiri mengikuti jalannya perayaan Kamis Putih hingga selesai pukul 20.00 WIT ( jam 8 malam).
Perayaan misa berlangsung meriah dan khidmat dengan lagu-lagu dibawakan atau dinyanyikan koor dari umat Lingkungan St. Antonius.
Dalam perayaan tersebut, aparat kepolisian-pun berjaga di jalan mengatur lalulintas, sekaligus mengingatkan pengendara saat melintas agar tidak melarikan mobil atau motornya dengan kecepatan tinggi.
Pastor Pius Oematan, Pr dalam khotbahnya mengatakan, perayaan Kamis Putih, sekaligus perjamuan malam terakhir Yesus bersama murid-NYA. Itu membuktikan kepada umat manusia bahwa Allah melalui putra-NYA, kelak membebaskan umat dari dosa-dosa, melalui peristiwa sengsara, wafat di Kayu Salib hingga kebangkitan-NYA.
“Malam ini mengingatkan kepada kita sekalian bahwa apa yang dilakukan Yesus bersama murid-NYA pada perjamuan terakhir, merupakan awal dari pembebasan kita manusia dari dosa yang diperbuat,” katanya.
Dengan perjamuan malam terakhir, umat diminta senantiasa mengingat kebaikan Allah melalui Putra-NYA. Dimana DIA mengorbankan diri-NYA di atas Kayu Salib menebus dosa-dosa yang dibuat umat manusia.
Lebih lanjut Pastor Oematan mengungkapkan, malam ini juga Yesus melakukan pembasuhan kaki terhadap murid-NYA, sebagai bukti kasih Allah yang ditunjukkan kepada para murid.
“Ini bukti cinta, ketaatan dan kerendahan hati melaksanakan kehendak Bapak-NYA yakni melayani kita manusia berdosa,” katanya.
“Apa yang dilakukan Yesus melalui malam perjamuan terakhir mengajak kita agar dalam kehidupan di dunia baik di keluarga, lingkungan bahkan komunitas gereja, meneladani semua yang ditinggalkan Yesus yakni pelayanan dan pengorbananya serta kerendahan hatinya, ketika membasuh kaki para Murid-nya,” ungkap Pastor Oematan.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun