Warga NKRI di Perbatasan PNG Dapat Pelatihan Literasi Hukum Kesehatan Berbasis Platfom Digital

Ragam248 views

Merauke, Suryapapua.com– Warga Negara Republik Indonesia (NKRI) di perbatasan Papua Nugini (PNG) mendapat pelatihan literasi hukum kesehatan berbasis platform digital.

Peserta berjumlah 30 orang terdiri dari  perwakilan masyarakat, tokoh masyarakat, guru, tenaga kesehatan  serta mahasiswa.

Kegiatan tersebut diselenggarakan Tim Dosen Universitas Musamus (Unmus) Merauke yang berujuan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai hak-hak kesehatan anak serta upaya pencegahan stunting melalui literasi digital.

“Ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat,” ungkap  Ricardo Goncalves Klau (KetuaTim ) didampingi Mohammad Saiful Fahmi, Lintang Cahnyo Buono (anggota) dalam rilisnya yang diterima suryapapua.com Sabtu (20/12/2025).

Terselenggaranya kegiatan dimaksud atas dukungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Musamus serta didanai Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek.

Ketua Tim, Ricardo Goncalves Klau dalam sambutannya mengungkapkan, kegiatan ini dirancang guna memperkuat kapasitas masyarakat dalam mengakses informasi terkait hukum kesehatan melalui berbagai platform digital.

“Kami tidak hanya memberikan pemahaman dasar tentang hak-hak kesehatan, tetapi melatih masyarakat agar mampu mencari dan memanfaatkan informasi melalui situs resmi pemerintah, portal kesehatan keluarga, dan teknologi berbasis AI seperti ChatGPT,” katanya.

Pelatihan, lanjut Klau, difokuskan pada kemampuan peserta dalam menggunakan sumber digital terpercaya  seperti situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta berbagai platform edukatif hukum kesehatan.

Para peserta juga belajar menggunakan fitur-fitur ChatGPT untuk mendapatkan penjelasan hukum secara sederhana dan cepat, termasuk topik-topik penting seperti hak anak, tanggung jawab keluarga dalam kesehatan serta pencegahan stunting.

Pelaksanaan kegiatan berlangsung interaktif dengan sesi simulasi dan diskusi kelompok.

Dimana peserta diajak mencoba langsung menelusuri informasi kesehatan dan hukum yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Maria, salah satu peserta  mengaku, pelatihan ini memberinya kemampuan baru dalam mengakses informasi penting tanpa bergantung sepenuhnya pada sosialisasi dari pihak luar.

“Sekarang saya tahu cara mencari informasi yang benar tentang gizi anak dan stunting untuk bantu keluarga,” ungkapnya.

Tim pengabdian juga menghasilkan video dokumentasi dan poster hasil kegiatan sebagai bentuk luaran visual untuk mendukung diseminasi hasil pengabdian.

Selain itu, artikel ilmiah mengenai kegiatan  yang sedang disusun untuk dipublikasikan di jurnal nasional bidang pengabdian masyarakat.

Kedepan, jelas Klau,  program ini akan berlanjut dengan penyusunan poster edukasi digital dan artikel berita daring untuk memperluas jangkauan literasi hukum kesehatan di wilayah perbatasan Papua Selatan.

“Ya, melalui kegiatan berkelanjutan, tim berharap masyarakat semakin berdaya, kritis dan sadar akan pentingnya hak-hak kesehatan anak serta peran keluarga dalam mencegah stunting sebagai bagian dari upaya membangun generasi Papua sehat dan berkualitas,” tandasnya.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *