Merauke, Suryapapua.com– Sesuai rencana, pagi ini Kamis (13/06/2024), masyarakat adat Sub Suku Kimahima (Kimaam) dan Maklew (Ilwayab), Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan akan melakukan aksi demonstrasi di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Merauke.
Aksi demonstrasi yang akan dilakukan itu, sebagai bentuk protes serta penolakan terhadap rencana pemerintah memasukan investor di Pulau Kimaam untuk perkebunan tebu dan sejenisnya.
Berbagai informasi yang dihimpun Surya Papua, masyarakat di Pulau Kimaam menolak keras langkah pemerintah yang akan memasukan investor di Pulau Kimaam guna membongkar hutan masyarakat adat setempat.
Untuk diketahui saja, hutan di Pulau Kimaam, sejauh ini belum diramba oleh siapapun untuk kegiatan investasi. Karena masyarakat selalu menjaga dan merawat dari generasi ke generasi.
Dengan demikian, ketika mendengar akan ada investor masuk kesana, tentu mereka menolak keras. Karena hutan Pulau Kimaam menyimpan sejuta habitat mulai dari rusa, babi, saham, burung pombo dan lain-lain.
Nah, ketika hutan diluluh-lantakan, bagaimana dengan nasib satwa yang ada itu? Lalu kemana masyarakat Pulau Kimaam akan mencari dan mendapatkannya sebagai sumber kehidupan mereka?
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun
Menolak rencana pemerintah memasuki investor di pulau Kimaam untuk perkebunan tebu dan sejenisnya