Sosialisasi Pilkada Disertai Penanaman 1.200 Anakan Pohon di Wendu, KPU Papua Selatan Gandeng WWF

Ragam81 views

Merauke, Suryapapua.com– Suatu langkah dan terobosan luar biasa dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Papua Selatan yang ‘dinahkodai’ Theresia Mahuze.

Betapa tidak, dalam kegiatan sosialisasi Pilkada Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Papua Selatan yang berlangsung di Kampung Wendu, Distrik Semangga, Kabupaten Merauke, juga penanaman 1.200 anakan pohon sekitar pesisir pantai melibatkan masyarakat setempat, perwakilan perguruan tinggi serta sejumlah OKP.

Lalu yang digandeng secara langsung oleh KPU Papua Selatan dalam  penanaman anakan pohon adalah WWF.

Kepada sejumlah wartawan di Kampung Wendu Sabtu (09/11/2024), Ketua KPU Provinsi Papua Selatan, Theresia Mahuze mengungkapkan, alasan menggandeng WWF karena ada jalan ceriteranya.

Dimana, lanjut Theresia, saat debat publik kedua Cagub-Cawagub Papua Selatan, WWF berkontribusi menitip pertanyaan sehubungan dengan lingkungan.

Foto bersama usai kegiatan penanaman anakan pohon di Kampung Wendu, Distrik Semangga, Kabupaten Merauke – Surya Papua/IST
Foto bersama usai kegiatan penanaman anakan pohon di Kampung Wendu, Distrik Semangga, Kabupaten Merauke – Surya Papua/IST

“Lagi pula semua orang tahu bahwa WWF adalah organisasi berskala internasional serta memiliki cabang di berbagai daerah di Indonesia,” ungkapnya.

“Jadi, kami berpikir kenapa tak menggandeng WWF sekalian untuk  sosialisasi dalam konsep peduli lingkungan. Kita boleh peduli demokrasi Pilkada Papua Selatan, terapi juga harus peduli lingkungan,” jelas Theresia.

Mengapa? Karena lingkungan adalah tempat tinggal manusia, mencari makan serta hidup. Sehingga menjadi tanggungjawab untuk turut serta melestarikannya.

“Kami memilih Kampung Wendu untuk kegiatan dimaksud, lantaran melihat daerah di pinggir pantai, abrasinya sangat tinggi, setelah melakukan survei secara bersama dengan WWF,” katanya.

Lalu, lanjut Theresia, WWF menentukan jenis tanaman yang akan ditanam seperti cemara udang, lantaran akarnya kuat sekaligus dapat menahan abrasi, anakan kelapa serta  bibit pohon waru.

Diakui kalau konsepnya adalah penanaman 1.000 anakan pohon, namun jumlahnya lebih dari itu yakni mencapai 1.200.

“Saya juga memberikan apresiasi kepada masyarakat setempat, karena ikut menyiapkan bibit sekaligus terlibat menanam,” ungkapnya.

Diharapkan agar kegiatan dimaksud bukan seremonial belaka, karena banyak kegiatan penanaman serupa dilakukan selama ini, hanya tak ada tindaklanjut perawatan maupun pemeliharaan, sehingga mati begitu saja.

Head Of Forest Wildife Program WWF Indonesia Program Papua, Wika Rumbiak – Surya Papua/IST
Head Of Forest Wildife Program WWF Indonesia Program Papua, Wika Rumbiak – Surya Papua/IST

Secara terpisah Head Of Forest Wildife Program WWF Indonesia Program Papua, Wika Rumbiak mengaku kegiatan ini adalah suatu penghormatan, lantaran KPU ikut mengampanyekan agar rakyat memilih pemimpin yang juga peduli akan lingkungan.

“Kita harapkan kegiatan ini tak sekedar seremonial, tetapi  berkelanjutan bagi masyarakat. WWF akan ikut  mendampingi secara kontinyu. Lalu anakan pohon yang ditanam dapat tumbuh baik serta mendapatkan dampaknya,” jelas Rumbiak.

WWF,  menurutnya, memiliki aplikasi untuk  dapat dilakukan ujicoba dengan masyarakat serta stakeholder lain bagaimana memastikan sekaligus memonitoring tanaman melalui aplikasi dimaksud.

“Kita bisa pantau melalui aplikasi apakah anakan pohon yang ditanam, mati atau tumbuh dengan baik,” tandasnya.

“Terimakasih kepada  KPU Provinsi Papua Selatan yang telah menggandeng WWF sekaligus memberikan kepercayaan untuk mendampingi kegiatan penanaman anakan pohon  di pesisir pantai,” ujarnya.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *