Sanggar Seni Chapung Art Gelar Festival Amba Mbembe, Hopi Istiawan: Luar Biasa

Laporan Utama119 views

Merauke, Suryapapua.com– Sanggar Seni Chapung Art Merauke yang ‘dinahkodai’ Selsius Djunianto Naraha mendapat apresiasi setinggi-tingginya dari Dinas Kebudayaan dan Pendidikan Provinsi Papua Selatan, lantaran menggelar Festival Amba-Mbembe yang berlangsung di Hotel Suniday Sabtu (24/05/2025).

Festival kebudayaan bertemakan Tajuk Ceritera Rakyat tersebut, menghadirkan pembicara diantaranya  Pemerhati Literasi dan Perpustakaan, Mikhael Talubun, Ekfindar Diliana, Dosen Unmus serta Heri Hendrayana Haris, Duta Baca Indonesia periode 2021-2026.

Perwakilan Pejabat dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Selatan, Hopi Istiawan dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Tim Chapung Art,  setelah berkolaborasi bersama Kementerian Kebudayaan serta LPDP melaksanakan Festival Amba- Mbembe.

Sanggar Seni Chapung Art, menurut Hopi, telah menampilkan hal luar biasa. Dimana menberikan edukasi kepada anak-anak  bahwa seni dan budaya serta ceritera rakyat harus terus dijaga-dikembangkan.

“Harapan kami agar kegiatan seperti begini terus berlanjut dilakukan  untuk membesarkan budaya terutama kearifan lokal di tanah ini,” pintanya.

Para peserta yang mengikuti pelaksanaan festival yang digelar Chapung Art- Surya Papua/Frans Kobun
Para peserta yang mengikuti pelaksanaan festival yang digelar Chapung Art- Surya Papua/Frans Kobun

 

Kedepan, katanya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan  setempat akan  menggandeng Chapung Art melaksanakan lomba  yang diikuti siswa-siswi jenjang SMA/SMK.

“Dulu waktu masiih mengajar di SMA, kami  menggandeng Chapung Art memberikan edukasi kepada siswa-siswi tentang motif batik Papua. Karena batik yang dipakai  memiliki histori sangat bermakna dalam karya dimaksud,” ujarnya.

Ketua Sanggar Seni Chapung Art Merauke, Selsius Djunianto Naraha mengungkapkan, pemutaran film yang berlangsung merupakan karya tim-nya  setelah mengemas kegiatan festival selama tiga hari.

Jadi, jelasnya, dengan pemutaran film ini menjadi penyemangat bagi  generasi muda  kedepan.

“Lalu kita tak cukup sampai disini tetapi mengemas ke ivent selanjutnya agar bisa memfasilitasi generasi muda di Merauke,” ungkapnya.

“Apa yang dilaksanakan hari ini oleh Chapung Art mewadahi regenerasi kami di bidang seni meski thema yang diambil dari literasi,” katanya.

Ceritera rakyat yang ada di lokal,  dikemas menjadi sebuah tema untuk bisa digali sebagai sumber inspirasi agar dapat berkarya. Entah itu mewarnai, menggambar, fashion show dan lain-lain.

“Kemasan kami dari ceritera rakyat menjadi karya seni baru yang muncul tapi tidak terlepas dari muatan lokal disini. Karena pada prinsipnya, kami ingin menjaga kearifan lokal. Maksudnya agar orang luar tahu ceritera rakyat disini, bukan mengadopsi dari luar semata,” ujarnya.

Ketua Sanggar Seni Chapung Art, Selsius Djunianto Naraha bersama salah seorang dosen Unmus berikan keterangan pers – Surya Papua/Frans Kobun
Ketua Sanggar Seni Chapung Art, Selsius Djunianto Naraha bersama salah seorang dosen Unmus berikan keterangan pers – Surya Papua/Frans Kobun

“Betul festival dimaksud perdana dengan didukung Kementerian Kebudayaan RI-melalui dana LPDP (dana abadi). Saya ajak teman komunitas disini entah individu atau kelompok sanggar, mengajukan proposal ke kementerian dimaksud, meski melalui proses seleksi,” pintanya.

Disinggung kolaborasi Chapung Art bersama sanggar-sanggar di Merauke, Selsius mengaku hampir semua dilibatkan melalui terselenggaranya kegiatan sekarang.

Syahfitriani BR Ginting, Dosen Unmus Merauke ketika dimintai komentarnya mengaku pemutaran filim dimaksud sangat luar biasa. Olehnya semua pihak harus mendukung agar terus dijalankan dan atau dilaksanakan sekaligus melestarikan budaya.

“Ya, semoga anak muda terinspirasi dari pelaksanaan Festival Amba Mbembe, sekaligus membuka peluang mengembangkan diri,” ungkapnya.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *