Boven Digoel, Suryapapua.com– PT Berkat Cipta Abadi (PT BCA) memberikan bantuan satu unit mesin pengelolahan sagu kepada komunitas tani sagu Menggitop di Kampung Aiwat, Distrik Subur, Kabupaten Boven Digoel bulan lalu.
Untuk diketahui, PT Berkat Cipta Abadi merupakan anak perusahaan dari TSE Group yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pengelolaan kelapa sawit yang beroperasi di wilayah Papua dan memiliki komitmen pada kebijakan No Deforestation, No Peat, No Exploitation (NDPE) dalam mengelola perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan.
Sementara dari rilis yang diterima Surya Papua Senin (1/8), Deputy General Manager Humas Asiki, Daniel Sim Ayomi menjelaskan, mesin pengolahan sagu yang diberikan itu, diharapkan dapat membantu komunitas kelompok sagu untuk memroses pembuatan produk tepung sagu lebih efisien dalam pengerjaannya.
Selain itu, sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap ibu-ibu maupun masyarakat di Kampung Aiwat.
“Kami berharap bantuan mesin dapat mendorong perekonomian di Kampung Aiwat dan bisa menghasilkan tepung sagu yang lebih banyak lagi. Perusahaan juga sangat mendukung dan siap membantu memasarkan,” katanya.
Lebih lanjut Ayomi menjelaskan, sagu merupakan makanan pokok yang kaya akan karbohidrat bagi masyarakat Papua. Tanaman jenis rumbia ini dapat tumbuh hingga mencapai 30 meter.
Dari satu pohon sagu, jelas Ayomi, dapat menghasilkan 150-300 kilogram bahan baku untuk pembuatan tepung sagu. Pohon sagu yang layak dipanen atau ditebang biasanya berusia 8-10 tahun dengan tinggi 10-11 meter dan sudah berbunga.
“Bahan baku pembuatan tepung sagu sendiri berasal dari ampas pohon sagu yang diperoleh dengan cara menokok batangnya yang dilakukan warga secara manual selama ini,” ujarnya.
Bendahara Kelompok Sagu Menggitop, Mama Dela mengaku selama ini proses pengolahan sagu dilakukan secara manual. Dimana setelah ampas ditokok terkumpul, disiram dengan air dan diremas dengan tangan berulang-ulang. Lalu disaring menggunakan daun sagu yang telah dianyam.
Hasil saringan ampas dibiarkan mengendap. Lalu pati sagu hasil endapan diambil, kemudian dijemur sampai kering. Setelah itu dihaluskan menjadi tepung sagu dan siap djual.
Proses pengolahan satu pohon sagu menggunakan alat tradisional selama ini membutuhkan waktu 7 hari.
“Setelah dengan mesin sagu ini, batang sagu tidak perlu kami tokok lagi untuk mengambil ampasnya. Jadi hanya butuh waktu 2-3 hari saja,” tuturnya.
“Kami sangat beterimakasih kepada PT Berkat Cipta Abadi yang telah memberikan bantuan mesin ini, sekaligus lebih memudahkan dalam pengolahan sagu,” ujarnya.
Kelompok sagu Menggitop merupakan komunitas ibu-ibu di Kampung Aiwat yang berwirausaha menjual tepung sagu, tetapi karena keterbatasan modal membuat produksi dan pemasarannya sedikit tersendat.
Penulis : Yulianus Bwariat
Editor : Frans Kobun