Merauke, Suryapapua.com– Ratusan umat Katolik menyaksikan secara langsung pengukuhan dan pelantikan pengurus Kaum Bapak Katolik (KBK) St. Yoseph Paroki Santa Theresia Buti yang berlangsung Minggu (25/6) di gereja itu dalam rangkaian perayaan misa.
Dari pantauan Surya Papua, sebelum pengukuhan dan pelantikan dilakukan, didahului pembacaan Surat Keputusan (SK) kepengurusan KBK oleh Sekretaris Dewan Paroki Santa Theresia Buti, Isak Laiyaan.
Dalam struktur kepengurusan itu, Hendricus Casimirus Dumatubun dipercayakan atau diberikan tugas serta tanggungjawab sebagai Ketua KBK Paroki St. Yoseph Paroki Santa Theresia Buti. Juga dibantu pengurus dalam struktur seperti wakil ketua, sekretaris serta bidang-bidang.
Saat SK dibacakan, nama-nama yang disebutkan diberikan kesempatan maju ke depan sekaligus mengatur posisi berdiri. Selanjutnya Pastor Paroki Santa Theresia Buti, Pius Oematan, Pr dari atas altar melakukan pengukuhan serta pelantikan. Setelah dari itu, pastor memberkati puluhan pengurus KBK.
Ketua KBK St. Yoseph Paroki Santa Theresia Buti, Hendricus Casimirus Dumatubun kepada Surya Papua mengatakan, “Puji Tuhan dan syukur kepada Tuhan serta leluhur di tanah Malind untuk kita semua, karena hari ini resmi kami dilantik dan dikukuhkan sebagai pengurus KBK.”
Hendricus atau biasa disapa Sony mengaku terpanggil dan terpilih menjadi Ketua KBK untuk menjadi imam, nabi serta raja di tengah umat, lebih khusus menjadi imam bagi diri, keluarga serta lingkungan maupun masyarakat pada umumnya.
“Dengan terbentuk dan terpilihnya KBK yang hari ini dilantik Pastor Paroki Santa Theressia Buti, sesungguhnya kita adalah gereja. Jadi kita akan melaksanakan tugas dan tanggungjawab bersama teman-teman pengurus. Tentu dalam perjalanan, ada kekurangan dan kesalahan yang dilakukan. Sehingga kami sangat memohon saran dan pendapat demi kemajuan gereja,” ujarnya.
Lebih khusus lagi, jelasnya, agenda tanggal 29 Juni mendatang yakni pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Kaum Bapak Katolik Keuskupan Agung Merauke.
Ditanya tentang agenda kerja, Sony mengaku, pihaknya telah memulai dengan melakukan pembekalan pengurus dan hari ini dilakukan pelantikan serta pengukuhan oleh Pastor Pius Oematan, selaku pastor paroki.
Oleh karena resmi telah dilantik, maka terdapat sejumlah program prioritas segera dijalankan dan atau dilaksanakan. Salah satunya adalah safari rohani dengan mengunjungi lingkungan-lingkungan, kombas maupun stasi yang ada.
“Sasarannya adalah umat orang asli Papua (OAP) yang mungkin saat ini ke gereja hanya bawa handphone, tetapi lupa membawa kitab suci dan madah bakti. Ya kita semua dipanggil, jadi harus rangkul mereka agar gereja ini menjadi milik bersama,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sony menyampaikan terimakasih kepada pastor paroki, dewan paroki, kaum kerawam, ketua-ketua lingkungan maupun stasi di Paroki Santa Theresia Buti yang selalu memberikan suport, sehingga kepengurusan KBK terbentuk dan dilantik tadi pagi.
Ketua Dewan Paroki Santa Theresia Buti, Yoseph Gebze dalam kesempatan itu mengucap syukur kepada Tuhan, karena pelantikan serta pengukuhan KBK hari ini dilaksanakan untuk periode kedua, karena masa kepengurusan pertama telah berakhir.
Yoseph meminta kepada Ketua dan Pengurus KBK St. Yoseph Paroki Santa Theresia Buti yang telah dilantik agar harus meneladani apa yang dilakukan Santo Yoseph dalam keluarga kudus, atau paling penting setia kepada kepengurusan.
Dimana, katanya, ketika sudah ditunjuk sebagai ketua, bendahara dan bidang-bidang, harus mencontohi Santo Yoseph yang setia sebagai pelindung dan penjaga keluarga kudus.
“Jadi harus setia dalam kepengurusan sebagai KBK maupun pelayanan di Paroki Santa Theresia Buti. Juga memupuk kebersamaan yang perlu dirawat serta dijaga,” pintanya.
“Bagaimana merealisasikan kebersamaan, itu dengan melakukan apa yang menjadi perintah yakni memelihara serta menyebarkan kasih kepada semua orang, baik dalam keluarga, lingkungan maupun paroki serta Keuskupan, termasuk siapa saja,” katanya.
Sementara Pastor Paroki Santa Theresia Buti, Pius Oematan, Pr mengharapkan agar KBK yang telah dilantik, menjadi imam dalam rumah tangga masing masing. Ini juga berangkat dari kondisi riil dalam situasi sekarang. Dimana gereja lebih banyak dipenuhi anak-anak dan ibu-ibu pada hari Minggu.
“Kita mencoba memmbuat terobosan baru menghimpun bapak-bapak agar menjadi imam dalam rumah tangga masing-masing,” ungkapnya.
Lalu, pintanya, diharapkan dari rumah tangga masing-masing bisa menyebar ke lingkungan dimana mereka tinggal dan pada akhirnya diharapkan suatu saat semangat kaum bapak-bapak yang selama ini lesu, bisa hidup kembali.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun