Pastor Pius Manu Dampingi Ratusan Masyarakat Adat Kimahima dan Maklew Geruduk DPRD Merauke, Tolak Investasi Tebu di Pulau Kimaam

Laporan Utama353 views

Merauke, Suryapapua.com– Masyarakat di Pulau Terapung Kimaam yang meliputi Distrik Kimaam, Waan, Tabonji, Ilwayab, Kontuar dan Distrik Padua menjadi gelisah dan cemas, setelah beberapa pekan terakhir, helikopter melakukan pengintaian udara sekaligus melihat kondisi dan atau wilayah setempat.

Tidak hanya helikopter, tetapi juga kapal besar telah berlabu di Pelabuhan Wanam, Distrik Ilwayab.

Usut punya usut, ternyata Pulau Kimaam menjadi salah satu titik sasaran untuk investasi tebu dalam skala besar. Selain itu,  perusahan peternakan sapi maupun kerbau.

Setelah mengetahui kondisi demikian,  para sesepuh, tokoh adat maupun Intelektual Kimaam yang berada di kota, tidak tinggal diam.

Mereka langsung mengambil langkah cepat dengan berdiskusi sekaligus melakukan aksi demonstrasi ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Merauke sebagai bentuk penolakan.

Aksi demonstrasi yang berlangsung Kamis (13/06/2024) itu, diikuti salah seorang Rohaniawan Katolik,  Pastor Pius Manu, Pr.

Kehadiran Pastor Pius, selain terpanggil sebagai gembala bagi umatnya yang sedang resah dan gelisah  belakangan akibat  rencana investasi tebu di Pulau Kimaam, ia   juga adalah putra kelahiran Padua, Distrik Padua.

Dalam dialog di DPRD Merauke yang dipandu langsung Dominikus Ulukyanan (Wakil Ketua II), Moses Kaibu (anggota dewan) serta Paskalis Imadawa (anggota Majelis Rakyat Papua Selatan), Pastor Pius Manu-pun ikut angkat bicara.

“Saya harus jujur mengungkapkan kekecewaan karena sejumlah kepala dinas yang diundang untuk memberikan penjelasan sehubungan dengan investasi tebu di Pulau Kimaam tidak hadir,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Pastor Pius menegaskan, masyarakat Kimahima (Kimaam) dan Maklew (Ilwayab), tidak ingin agar sumber daya alam (SDA) mereka diobrak-abrik orang  asing.

“Ingat bahwa ketika orang asing diberikan kesempatan mengelola SDA kami, mereka tidak berpikir bagaimana mempertahankan lingkungan dan melihat orang asli Papua (OAP),” tegasnya.

Orang asing, demikian Pastor Pius, hanya berpikir mencari keuntungan semata. Tidak membangun sumber daya manusia OAP.

“Saya mau tanya, kenapa selama ini hanya orang asing melakukan investasi? Apakah negara Indonesia begini miskin kah?,” tanya pastor.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *