Mungkinkan Orang NTT di Merauke Akan ‘Bungkus’ Suara Antar Perwakilannya ke Brawijaya?

Opini465 views

SUATU catatan kritis  sekaligus menjadi tantangan bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mendiami Bumi Anim Ha, sehubungan dengan perhelatan pemilihan umum (pemilu) tahun depan.

Oretan sekenanya ini, tidak lain ingin  membuka mata orang NTT tentang calon legislatif yang akan bertarung merebut hati rakyat untuk bisa meraih sukses dengan mengantongi suara sebanyak-banyaknya,  agar dapat melenggang mulus ke gedung Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merauke yang beralamat di seputaran Jalan Brawijaya.

Sekedar mereviuw ke belakang bahwa dalam hajatan pemilu lima tahunan, banyak sekali caleg   NTT yang  hanya  mendengar ‘bisikan’ satu atau dua orang, nekad maju tanpa menimbang-nimbang strategi politik yang harus diterapkan,  kekuatan suara hingga finansial.

Setiap daerah pemilihan (dapil), ‘berhamburan’ caleg NTT. Akibatnya, suara yang diperoleh pun terbagi dan nyaris dibawah rata-rata. Anehnya lagi, orang NTT sendiri yang nota bene sebagai pemilih, ‘lari’ dan menjatuhkan pilihan ke caleg dari daerah lain.

Lalu apa jadinya? Puluhan tahun orang NTT yang menghuni negeri ini, hanyalah sebagai penyumbang suara.

Ribuan orang NTT di Stadion Mini Maro Merauke – Surya Papua/Frans Kobun
Ribuan orang NTT di Stadion Mini Maro Merauke – Surya Papua/Frans Kobun

Dengan demikian, tidak mengherankan ketika istilah ‘penyumbang suara’  dari berbagai kalangan  yang disematkan kepada orang Flobamora  untuk  meloloskan caleg dari daerah lain duduk manis dan putar-putar kursi emput di lembaga DPRD Merauke, tepatlah sudah.

Tidak bermaksud untuk memvonis rakyat NTT di ‘tanah perantauan’ Merauuke. Tetapi ini adalah suatu catatan sekaligus menjadi introspeksi untuk bagaimana para sesepuh, ketua-ketua tungku dan  intelektual  ‘duduk semeja’ lagi untuk bagaimana mencari solusi terbaik, mumpung belum juga adanya penetapan daftar caleg tetap oleh Komisi Pemilihan Umum.

Hilangkan semua ego dan kepintaran jika ingin ‘membungkus’ suara untuk satu atau dua orang NTT melenggang mulus ke Brawijaya.  Tetapi Ketika  prinsip ‘kau siapa mengatur  orang lain?, yakin dan percaya, kalimat sebagai penyumbang suara akan terulang kembali.

Kembali lagi soal basis atau dukungan suara. Untuk diketahui saja, NTT memiliki basis suara  cukup signifikan di satu-dua  wilayah sebut saja di daerah pemilihan (dapil) III.

Dimana SP-3, SP-7 dan Erom menjadi ‘sandaran’  untuk meraup suara terbanyak. Namun menjadi pertanyaan, berapa caleg NTT yang fait atau bertarung? Jika jumlahnya lebih dari 3-4 orang, maaf beribu maaf, harapan meraih suara terbanyak, hanya akan menjadi mimpi belaka.

Data yang didapatkan Surya Papua, khusus di Dapil III, ada nama Siprianus Muda, caleg dari Partai Demokrat dengan nomor urut I sudah dipastikan bertarung. Hanya saja, masih ada dua sampai tiga caleg lain orang NTT  ikut bertarung di dapil serupa dengan Siprianus Muda dari partai politik lain.

Sementara di daerah pemilihan II, ada nama Ketua Flobamora Kabupaten Merauke, Arnoldus Moda yang memastikan diri bertarung  juga. Hanya khabar terkini didapatkan, ternyata bukan hanya Arnoldus Moda seorang diri maju, tetapi ada beberapa  caleg NTT lain juga ikut ‘fait.’

Nah, inilah tantangan besar. Apakah masih bisa ada kata kompromi dengan duduk semeja untuk membicarakan kembali? Semoga  dua kata yakni  ego pribadi dikesampingkan.  Sehingga harapan dan impian puluhan tahun orang NTT yang telah mendiami Bumi Anim Ha, ada keterwakilan ke lembaga DPRD Merauke tahun depan, sekaligus mematahkan anggapan orang lain sebagai penyumbang suara.

Penulis

      Frans Kobun

Pemimpin Redaksi Surya Papua

Putra Asli Kelahiran Desa Puor, Kabupaten Lembata,

 Provinsi Nusa Tenggara Timur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar