Merauke, Suryapapua.com-Perayaan Kamis Putih di Gereja Santa Theresia Buti dipadati ratusan umat Katolik baik yang berada di dalam maupun di pendopo serta samping kiri-kanan gereja.
Dari pantauan suryapapua.com Kamis (17/04/2025), sebagian besar umat yang mengikuti perayaan misa Kamis Putih mengenakan pakaian warna putih.
Warna tersebut melambangkan kemurnian, kesucian, kekudusan dan juga kemenangan.
Pada moment perayaan Kamis Putih itu, Yesus memberikan diri sehabis-habisnya yang dilambangkan pula dalam upacara pembasuhan kaki 12 rasul.
Dalam khotbahnya, Pastor Simon Petrus Matruti mengatakan, selain perjamuan malam terakhir, Tuhan Yesus membuat tindakan lain yakni membasuh kaki para murid-NYA.
“Nanti sebentar juga saya (pastor;red) akan membasuh kaki 12 rasul (umat) yang merupakan utusan dari masing-masing lingkungan,” ungkapnya.

Lebih lanjut Pastor Sipe, panggilan akrabnya mengungkapkan, pesan yang ingin disampaikan dari pembasuhan kaki para rasul adalah Yesus ingin menunjukkan AKU-kamu sebut sebagai Guru dan Tuhan.
“Saya membasuh kakimu, maka kamu juga harus saling membasuh kaki satu sama yang lain,” katanya.
Di beberapa tempat atau daerah, demikian Pastor Sipe, biasanya mereka mempraktekan pembasuhan kaki untuk pertobatan antara suami-isteri sekaligus mengungkapkan kerendahan hati.
“Pembasuhan kaki juga tidak lain mengungkapkan Tuhan ingin membasuh kita punya dosa-dosa,” ujarnya.
Dikatakan lagi, perjamuan terakhir Tuhan Yesus bersama murid-murid-NYA bukanlah perjamuan keputus-asaan atau kesedihan, melainkan perjamuan penuh keakraban serta persaudaraan penuh makna.

“Jadi perjamuan itu menjadi simbol penyerahan diri hidup Yesus secara total. Tubuh dan darahnya diberikan demi keselamatan murid-murid-NYA. Itulah ekaristi kudus,” tandasnya.
Kenangan kurban Salib Kristus dan pemberian diri Yesus sehabis-habisnya tersebut, dilambangkan pula dalam upacara pembasuhan kaki para rasul.
“Untuk semua pengobanan serta cinta Tuhan, kita diajak memberikan pelayanan yang sama yakni rela melayani dengan kasih serta cinta,” pintanya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun