Merauke, Suryapapua.com– Perayaan misa Malam Paskah di Gereja Santa Theresia Buti dimulai tepat pukul 18.00 WIT.
1.000-an umat memadati gereja baik di dalam, pendopo maupun samping kiri-kanan.
Perayaan misa didahului pembakaran api unggun dan lilin Paskah oleh Pastor Paroki Santa Theresia Buti, Simon Petrus Matruti disaksikan 1.000-an umat.
Untuk diketahui, pembakaran api unggun dan lilin Paskah merupakan tradisi yang erat kaitannya dengan perayaan misa Malam Paskah bagi umat Katolik. Api unggun itu sendiri digunakan menyalahkan lilin Paskah.
Dari pantauan suryapapua.com Sabtu (19/04/2025), saat pembakaran api unggun dan lilin Paskah, semua lampu di dalam gereja maupun di luar dimatikan.
Usai lilin Paskah dinyalahkan Pastor Sipe, panggilan akrabnya, lalu diarak bersama misdinar serta petugas yang akan menjalankan tugas serta tanggungjawab selama perayaan, bergerak dari halaman, lalu keluar ke jalan utama dan kembali atau masuk ke dalam gereja.
Lilin paskah itu sendiri sebagai simbol akan cahaya dan kebangkitan Yesus Kristus setelah wafat di Kayu Salib yang diperingati umat Katolik pada Jumat Agung.
Usai lilin Paskah diarakan menuju altar, beberapa saat kemudian, lilin-lilin yang dibawa umat dinyalahkan petugas misdinar.
Dalam khotbahnya, Pastor Sipe mengungkapkan, malam ini adalah malam sukacita, malam kemenangan, malam kebangkitan Kristus yang dikenal dengan Virgili Paskah.
Paskah, lanjut Pastor Sipe, hanya bisa dirayakan sesudah umat mengikuti perjamuan Tuhan pada Kamis Putih (perjamuan cinta kasih atau pengorbanan total).

Lalu, katanya, umat memeringati Yesus yang wafat dan menderita di Kayu Salib pada Jumat Agung.
Dari proses yang pahit tersebut, keluarlah kemenangan jaya yakni kebangkitan Yesus Kristus.
Allah, menurutnya, sejak awal penciptaan sampai karya pembebasan atau karya keselamatan manusia, tidak ada yang instan-semua melalui proses cukup berat.
“Bagi Allah tak ada instan-selalu dalam proses. Dimana proses kemenangan Kristus adalah puncak dari kebangkitan yang dilalui sejak kelahiran hingga kematian,” ungkapnya.
Gereja Katolik tak suka instan-instan. Selalu memelihara tradisi, warisan iman dan hingga sekarang kekayaan itu tetap dipegang.
Meskipun mengalami banyak tantangan dan cobaan, Gereja Katolik tetap berdiri kokoh tak tergoyahkan.
“Malam ini kita rayakan kemenangan bersama Kristus yang bangkit setelah melalui proses panjang,” ungkapnya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun