Kolaborasi Elok Perusahaan Kelapa Sawit, Bantu Tuntaskan Masalah Pendidikan di Pedalaman Papua

TSE GROUP188 views

BEBERAPA waktu lalu diberitakan bahwa ratusan guru berstatus pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja di wilayah Papua, belum mendapatkan gaji selama empat bulan.

Akibatnya para guru terkendala untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta tidak mampu membayar pinjaman, salah satunya angsuran kredit pemilikan rumah (KPR). Beberapa guru pun terpaksa bekerja sebagai buruh bangunan hingga pengojek sepeda motor.

Namun di Distrik Ngguti, Kabupaten Merauke guru honorer rupanya memiliki nasib lebih baik. Pasalnya berkat kolaborasi dari pemerintah dan seluruh stakeholder, guru-guru honorer di Distrik Ngguti bisa mendapatkan haknya dengan baik.

Kolaborasi yang elok ini melibatkan satu perusahaan yang bergerak di bidang kelapa sawit di Distrik Ngguti yakni PT Dongin Prabhawa. Melalui kegiatan Corporate Social Responsibilitynya di pilar pendidikan, PT Dongin Prabhawa memberikan bantuan honor bagi puluhan guru honorer yang mengajar di daerah setempat.

Menurut Habibi, Humas PT Dongin Prabhawa, guru-guru ini diberikan honor dengan nominal yang berbeda-beda mulai dari 700 ribu rupiah sampai dengan 3,5 juta rupiah per bulannya.

“Kami memberikan bantuan honor bagi guru-guru honorer di yang tersebar di berbagai kampung seperti Kampung Tagaepe, Kampung Salamepe dan Kampung Banamepe yang mengajar di tingkat TK, SD sampai dengan SMP,” jelas Habibi.

Selain memberikan perhatian kepada guru-guru honorer, PT Dongin Prabhawa juga mencurahkan perhatian bagi siswa-siswi daerah sekitar yang ingin meneruskan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi, baik di Merauke atau ke luar Papua.

“Kami memberikan bantuan berupa fasilitas asrama dan perlengkapannya, kebutuhan makan minum sampai dengan transportasi untuk berangkat hingga pulang ke kampungnya. Sebagian besar anak-anak di sini meneruskan pendidikannya ke Universitas Musamus, perguruan tinggi terbesar di Papua Selatan yang terletak di Merauke,” tandas Habibi.

Sebagai gambaran, antara Distrik Ngguti dan Kabupaten Merauke membentang jarak sejauh 141 km. Perjalanan panjang dimulai dengan melintasi sungai Digoel kurang lebih selama tiga jam perjalanan, yang kemudian dilanjutkan dengan menempuh jalur trans Papua dengan menyewa mobil sejauh tujuh jam perjalanan.

Tak hanya itu, Dongin Prabhawa juga ikut memfasilitasi anak-anak kampung sekitar perusahaan yang ingin mencoba peluang untuk masuk perguruan tinggi yang ada di Jawa, seperti INSTIPER Yogyakarta.

“Di sini kami pun membantu dalam hal pendaftaran, biaya sekolah asrama dan sebagainya untuk siswa yang ingin lanjut ke perguruan tinggi INSTIPER. Lulus atau tidaknya diterima masuk ke INSTIPER, setidaknya kami sudah mencoba,” lanjutnya.

Keberadaan Dongin Prabhawa di Distrik Ngguti sudah seperti tetangga bagi masyarakat sekitar. Layaknya tetangga dekat, meski di tengah hubungan yang naik dan turun perusahaan tetap menjadi salah satu tempat bagi masyarakat untuk meminta bantuan.

“Tentu kami merasa sangat terbantu dengan adanya PT Dongin Prabhawa. Dalam (bidang) kesehatan, pendidikan, kami merasa sangat terbantu. Apalagi PT Dongin Prabhawa sudah turun ke masyarakat-masyarakat pedalaman begitu,” ujar Yohannis Samkakai, Ketua Marga Samkakai saat kami temui, Selasa (5/6).

Yohannis menuturkan, selain di bidang pendidikan perusahaan juga banyak membantu warga sekitar lewat pelayanan kesehatan, pembangunan infrastruktur, lingkungan dan ekonomi.

“Kalau menurut kami PT DP ini sudah cukup baik. (Hubungan) kami juga sangat baik, tidak ada kurangnya,” tandasnya.

Melalui program-program Corporate Social Responsibility (CSC) yang disalurkan, perusahaan dan masyarakat telah terlibat dalam sebuah hubungan yang setara dan saling membangun. Sinergi yang baik ini tentunya akan terus dirawat dan diperjuangkan lewat aksi-aksi sosial yang tak hanya bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat.

Penulis : Frans Kobun

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *