Boven Digoel, Suryapapua.com– Tidaklah mudah untuk tiba atau sampai ke Kampung Bukit, Distrik Arimop, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua Selatan.
Dengan topografi wilayah sulit dijangkau karena harus melalui sungai dan hutan lebat, belum lagi durasi perjalanan untuk sampai ke kampung tersebut kurang lebih 4 kilometer, namun tak mematahkan semangat Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas-Pamtas) RI-PNG Statis Yonif 725-Woroagi Pos 2/B melakukan misi kemanusiaan.

Semangat membara dan menggelora disertai ketulusan hati yang ditanamkan prajurit Satgas-Pamtas terus ditunjukkan dengan ‘menyentuh’ orang asli Papua (OAP) di kampung-kampung yang belum terlayani secara baik oleh pemerintah, salah satunya dalam bidang kesehatan.
Dari rilis yang diterima Surya Papua Rabu (17/5), Dansatgas Yonif 725-Woroagi, Letkol Inf Syafruddin Mutasidasi menjelaskan, pelayanan kesehatan merupakan salah satu wujud pengabdian TNI kepada rakyat Indonesia khususnya di wilayah perbatasan RI-PNG.
“Dengan kondisi wilayah perbatasan begitu kompleks, tentu masih ada kampung perbatasan yang jauh dari layanan kesehatan. Untuk itu, salah satu pengabdian kami (TNI;red) untuk rakyat yakni memberikan pelayanan kesehatan secara door to door atau rumah ke rumah masyarakat,” ujarnya.
Dikatakan, penyakit malaria menjadi ancaman utama di wilayah perbatasan RI-PNG.

“Memang di daerah perbatasan wilayah Kabupaten Boven Digoel, penyakit malaria adalah salah satu ancaman utama terhadap kondisi kesehatan masyarakat,” jelasnya.
Dengan demikian, lanjut Dansatgas, melalui pelayanan ini, dapat bermanfaat serta meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Salah seorang warga Kampung Bukit, Antonius (47) mengaku bersyukur sekaligus berterimakasih atas apa yang telah dilakukan Satgas Yonif 725-Woroagi.
“Puji Tuhan, kami yang jauh dari kota, mendapat sentuhan pelayanan dari Satgas TNI dengan pengobatan yang dilakukan,” ujarnya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun