Ketika Gubernur Safanpo dan Bupati Bladib Gebze Digotong

Laporan Utama453 views

SUATU pemandangan unik dan menarik usai perayaan misa Inkulturasi Etnis Asmat di Gereja Katolik Santa Theresia Buti-Merauke  Minggu (31/08/2025).

Perayaan misa dengan  ‘berbalutkan’ nuansa Asmat mulai dari prosesi perarakan, lagu-lagu  dari pembukaan hingga penutup, menyita perhatian 1.000-an umat Katolik saat perayaan berlangsung.

Bahkan  semua ‘aksesoris’ dari pagar masuk hingga ke dalam gereja menggunakan daun kelapa serta  dedaunan lain.

Usai perayaan misa yang dipimpin  Pastor Simon Petrus Matruty serta Pastor Yakob Priyo, suasana dalam gereja menjadi sangat ramai.

Betapa tidak, ratusan orang Asmat langsung ‘menyerbu’ Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo, Bupati Merauke, Yoseph Bladib Gebze, Ketua MRPS, Damianus Katayu serta kedua pastor untuk foto bersama.

Bunyi tifa, tarian hingga nyanyian menggema di dalam gereja. Tak ada ruang atau sekat di depan altar.

Bupati Merauke, Yoseph Bladib Gebze ketika dipikul umat Asmat usai perayaan misa – Surya Papua/Frans Kobun
Bupati Merauke, Yoseph Bladib Gebze ketika dipikul umat Asmat usai perayaan misa – Surya Papua/Frans Kobun

Selama kurang lebih stengah jam di dalam gereja, Gubernur Safanpo dan Bupati Bladib Gebze langsung digotong secara beramai-ramai oleh pemuda Asmat sekaligus menuju ke luar (pendopo) untuk ramah tamah bersama.

Kedua pejabat itu ‘bak’ baru pulang dari arena perang, sehingga disambut  sangat luar biasa hingga dipikul atau digotong beramai-ramai.

Sikap spontanitas yang ditunjukkan ratusan umat Katolik Etnis Asmat tersebut, menunjukkan rasa empati serta kecintaan mereka sangat luar biasa terhadap Gubernur Safanpo serta Bupati Bladib Gebze.

Langkah umat Asmat menggotong kedua pemimpin tersebut, mendapatkan apresiasi luar biasa dari etnis lain.

“Jujur, sangat luar biasa keaslian ditunjukkan masyarakat etnia Asmat. Mereka bernyanyi hingga sampai menggotong kedua pemimpin dari dalam keluar ke depan gereja,” ungkap seorang umat.

“Memang patut untuk ditiru dan atau diteladani etnis lain dengan ketulusan serta kepolosan yang sudah ditunjukkan masyarakat Etnis Asmat,” ungkapnya.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *