Merauke, Suryapapua.com– Ketua Majelis Muslim Papua Kabupaten Merauke, H. Awaludin Gebze menghimbau kepada masyarakat khususnya yang beragama Islam agar menjaga netralitas dalam pemilu tahun 2024.
Lebih khusus lagi dalam penggunaan tempat ibadah (masjid dan mushola) agar tidak dijadikan ajang politik praktis, harus dijaga kesuciannya.
Hal itu disampaikan Awaludin kepada Surya Papua Kamis (28/9). “Saya mengajak kepada para pendakwah ketika memberikan materi dakwah baik khotbah maupun ceramah, tak menggunakan politik praktis,” pintanya.
Lebih dari itu, demikian Awaludin, tidak mengajak masyarakat mendukung calon tertentu dalam materi dakwahnya. Dakwah yang disampaikan senantiasa dijaga kesuciannya.
“Mari kita sama-sama menjaga keamanan serta kedamaian di tengah masyarakat menjelang agenda politik mendatang. Sehingga semua rencana pemerintah dalam pemilu bisa berjalan aman, lancar dan tertib sesuai harapan semua orang,” pintanya lagi.
Dakwah Harus Bawa Kedamaian
Sementara itu, Ketua Pemuda Muhammadyah Kabupaten Merauke, Khoerul Waris didampingi dua pengurusnya meminta sekaligus mengajak masyarakat menjaga netralitas dan kemurian rumah ibadah.
“Jangan sampai rumah ibadah seperti masjid dan mushola dijadikan ajang menyampaikan kampanye pemilu,” pintanya.
Semua elemen masyarakat, lanjutnya, harus berperan dan mampu menjaga kesucian rumah ibadah dari ajang politik praktis dan pragmatis.
Lalu para penceramah agama yang dihadirkan, tidak memprovokasi dengan isu agama yang berpotensi menimbulkan tindakan intoleran.
Lanjut Waris, masjid dan mushola merupakan tempat beribadah dan berdakwah. Tetapi dakwah yang membawa kedamaian. Bukan dakwah menyebar kebencian, apalagi sampai mengarah kepada ajakan pemilih memilih calon tertentu.
Selain itu, tak menyalahgunakan kegiatan pengajian serta kegiatan keagamaan lainnya untuk berpolitik praktis. Juga tidak meggunakan politik identitas yang dapat merusak persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun