HUT ke-1 KBK KAMe di Paroki Santa Theresia Buti Dipadati 1.000-an Umat

Laporan Utama366 views

Merauke, Suryapapua.com– Hari Ulang Tahun (HUT) Kaum Bapak Katolik (KBK) Keuskupan Agung Merauke (KAMe) dilangsungkan di Paroki Santa Theresia Buti Minggu (30/06/2024) yang dipadati kurang lebih 1.000-an umat Katolik.

Perayaan HUT ditandai perayaan misa yang dipimpin langsung Uskup Agung Merauke, Mgr Petrus Canisius Mandagi, MSC didampingi sejumlah pastor.

Dari pantauan Surya Papua, perayaan misa berlangsung sangat meriah yang berlangsung kurang lebih dua jam.

Lalu KBK dari masing-masing paroki hadir dan terlibat secara langsung menyanyikan lagu-lagu selama perayaan berlangsung.

Dalam khotbahnya, Uskup Mandagi mengatakan, sudah setahun KBK KAMe berdiri, sehingga pantas semua bersyukur kepada Tuhan  melalui perayaan istimewa ini.

Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC – Surya Papua/Frans Kobun
Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC – Surya Papua/Frans Kobun

“Mungkin ada tujuan besar  dilaksanakan HUT di sini agar Gereja Katolik Santa Theresia Buti  dibangun lebih bagus,” katanya.

“Ya, sudah setahun KBK KAMe berjalan, namun tentu harus bersyukur kepada Tuhan Karenna  KBK mempunyai iman. Orang tanpa iman tidak mungkin bersyukur, lebih banyak mengeluh,” katanya.

Umat Katolik di Papua, lanjut Uskup Mandagi, jangan terus mengeluh. “Kita terus mengeluh, padahal Tuhan menciptakan Papua begini indah. Ada banyak perkembangan dan kebaikan, namun negatif thinking terus,” kritiknya.

“Ingat, bersyukur itu penting dalam hidup kita. Karena Tuhan baik, tidak menciptakan maut. Tuhan membuat manusia ada serta selamat. Kita harus bersyukur karena Tuhan menciptakan Papua Selatan, meskipun masih ada kekurangan yang harus diperbaiki,” ujarnya.

Uskup Mandagi kembali meminta KBK KAME menunjukkan persaudaraan mulai dari dalam diri terutama keluarga. Jangan sampai KBK hebat di luar, tetapi heboh di dalam. Harus terus membangun persaudaraan dalam keluarga.

Selain itu, jelasnya, sebagai umat Katolik  memiliki sikap bela rasa, tidak boleh egoistis. “Kita memang tidak kaya, tetapi dalam kemiskinan kita memberi, sehingga mereka yang miskin diangkat dan diperjuangkan,” pintanya.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *