Merauke, Suryapapua.com– Salah satu persoalan serius yang dialami dan dirasakan masyarakat dari kampung-kampung di Distrik Tabonji, Kabupaten Merauke adalah sulitnya memasarkan hasil tangkapan ikan.
Oleh karena jumlah tangkapan setiap hari sangat banyak, maka warga setempat yang umumnya adalah orang asli Papua (OAP), hanya mengambil gelembung saja. Sedangkan ikannya dibuang begitu saja hingga membusuk.
Kepala Distrik Tabonji, Yohanes Kapura saat ditemui Surya Papua Selasa (25/1) mengatakan, kondisi sesungguhnya seperti demikian. “Memang masyarakat disana berkelimpahan ikan. Sehingga lebih banyak hasil tangkapan ikan yang didapatkan, hanya gelembungnya saja diambil,” ujarnya.
Gelembung itu, jelasnya, dikeringkan lalu dibawa ke Wanam, Distrik Ilwayab untuk dijual. Sedangkan ikannya dibuang. “Ya mau bagaimana lagi, karena faktanya tak ada kapal ikan membeli sekaligus menampung,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Kapura juga mengatakan, meskipun ikan di Tabonji berkelimpahan, namun dirinya telah mengeluarkan instruksi agar tak boleh ada kapal masuk di perairan tradisional menjaring.
“Jika ada yang hendak masuk, harus sepengetahuan saya. Itu aturan dikeluarkan, agar hanya masyarakat setempat menjaring mendapatkan ikan, sekaligus untuk kebutuhan sehari-hari,” tegasnya.
Ditambahkan, jenis ikan paling banyak disana adalah gulama serta kakap cina. Namun itu tadi, persoalannya adalah sulit pemasaran.
“Mudah-mudahan ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke agar kedepan ada kapal khusus disiapkan untuk putar keliling, sekaligus membeli hasil tangkapan ikan masyarakat lokal,” pintanya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun
I like it when individuals come together and share views. Great site,
continue the good work!