Merauke, Suryapapua.com– Untuk membahas sejumlah isu yang berkembang belakangan, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Merauke mengundang forum komunikasi umat beragama (FKUB) serta perwakilan ethnis, Kepala Kantor Departemen Agama setempat serta sejumlah perwakilan satuan untuk diskusi bersama, sekaligus mencari jalan keluar penyelesaian.
Kepala Kesbangpol Kabupaten Merauke, Rama Dayanto dalam arahannya Senin (29/4) menjelaskan, ada sejumlah isu strategis berkembangn belakangan yang bisa menimbulkan cipta kondisi kurang berkenan di tengah masyarakat.
“Jadi saya mengundang FKUB, tokoh masyarakat serta sejumlah komponen terkait lain agar dilakukan pertemuan sore ini yang dibungkus dengan silaturahmi. Ini adalah cirikhas dari Badan Kesbangpol Merauke,” ujarnya.
“Intinya pertemuan dimaksud, bersifat meminta masukan semua yang hadir. Setelah itu akan disimpulkan dan dilanjutkan buka puasa bersama,” katanya.
Hadir dalam silaturahmi, Asisten I Setda Merauke, Agustinus Joko Guritno, Kasubdt III Polda Polda Papua, Kompol Nur Salam.
Dalam sambutannya, Asisten I Setda Merauke, Agustinus Joko Guritno mengatakan, beberapa persoalan yang terjadi di tengah masyarakat akhir-akhir ini, mengkhawatirkan dan memrihatinkan.
“Olehnya saya meminta kita semua, termasuk kepolisian serta perwakilan satuan lain, harus membuat program yang sifatnya menyatukan,” pintanya.
Dengan begitu, jelas Guritno, Merauke akan tetap aman-kondusif dan sikap toleransi serta saling menghormati antara satu sama lain akan terus berjalan baik.
“Saya juga berharap tokoh masyarakat maupun perwakilan ethnis memberikan pemahaman kepada kelompoknya masing-masing yang ada di sekitar,” pintanya lagi.
Selain itu, ikut memantau situasi yang berkembang di tengah masyarakat. Kalau ada hal mencurigakan dan dianggap mengganggu ketenteraman umum, perlu dikoordinasikan serta dikomunikasikan.
Intinya, menurut dia, ketika koordinasi dibangun baik, tentu semua persoalan atau isu yang dihembus, dapat diredamdengan cepat lebih awal.
Semua orang hidup dalam dalam negara hukum dan mengikat. Jadi ketika ada yang melanggar, ditindak sesuai aturan hukum. Namun tokoh agama maupun tomas, agar dapat mencegah sehingga tindakan melanggar hukum sedapat mungkin dihindari.
“Para pastor, pendeta, ustadz agar ikut juga memberikan pemahaman kepada umat masing-masing ketika muncul suatu isu di tengah masyarakat,” ujarnya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun