(Oleh : Pulo Lasman Simanjuntak)
PADA malam mengerikan
kutulis kidung panjang
di atas hamparan batu roti
hari-hari tanpa sinar matahari
Karena esok laut dan langit
semakin terbenam
menunggu di tepi waktu
yang sangat melelahkan
tak mampu bernyanyi sion
dengan rebana dan kecapi
Untuk kembali menjual
angan-angan palsu
di lapak pinggir jalan
nyaris tanpa suara lamban
Saat angin sakal tak bertiup
ke arah jendela dunia sunyi
terlilit tali orang mati
Hanya terdengar dari ruang doa ini
gesekan besi di telinga kiri
adikku yang jenaka
membawa sekarung beras
menyusup dalam barisan sajakku
yang tak kunjung selesai
kutulis dengan tinta airmata
Sampai nanti kubacakan
di lantai kaca
di ujung akhir zaman
masa kesesakan
direbus api penderitaan
(**)