Padang, Suryapapua.com– Penampilan kontingen dari Kabupaten Merauke mewakili Provinsi Papua Selatan di Pekan Nasional Kelompok Tani Nelayan Andalan (PENAS-KTNA) yang berlangsung di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat dalam salah satu item kegiatan yakni parade budaya serta gita nusantara yang berlangsung di lapangan TNI Angkatan Udara (AU) setempat, menyita perhatian.
Dari pantauan Surya Papua, Selasa (13/6), sesuai jadwal yang disiapkan panitia Penas-KTNA, tepat pukul 14.00 WIT, perlombaan didahului dengan gita nusantara. Dimana setiap kontingen dari seluruh provinsi di Indonesia, diberikan kesempatan menyanyikan lagu mars KTNA serta lagu pilihan dari daerah asal masing-masing.
Khusus Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, selain menyanyikan lagu wajib KTNA, juga lagu Tanah Air Beta serta lagu pilihan utama yakni Waninggap Naggo. Lagu dengan bahasa Suku Marind (Pemilik hak ulayat Merauke) ini, menyedot perhatian publik.

Bagaimana tidak, saat musik dan bunyi tifa ‘menggema’ disertai suara merdu kontingen disertai ‘aksi goyang’ pinggul yang dipertontonkan, ratusan orang (kontingen) dari daerah lain pun terbuai dan ikut bergoyang.
Bahkan dewan juri yang menilai-pun, ikut turun bergoyang bersama-sama. Suasana disekitar berubah dengan penampilan yang dipertontonkan kontingen Kabupaten Merauke.
Tidak bermaksud mengesampingkan kontingen lain saat tampil, tetapi faktanya bahwa orang atau kontingen lain lebih memilih menempati tenda-tenda. Tidak mendekat ke arena panggung tempat berlangsungnya festival.
Beberapa jam kemudian usai gita nusantara, dilanjutkan parade budaya dari setiap provinsi. Dalam ajang parade ini, setiap provinsi menampilkan ‘identitas’ diri dengan menunjukan budaya mereka.
Kabupaten Merauke yang mewakili Provinsi Papua Selatan, tak ketinggalan menampilkan budaya khasnya dari sana. Mengenakan atribut lengkap Etnis Marind (orang asli Merauke) mulai dari pinggang hingga kepala, mereka mempertontonkan tarian sangat unik tentang kegiatan dan atau aktivitas yang menggambarkan kegiatan menanam, mengola hingga memanen hasil, juga aktivitas menangkap ikan di rawan.
Selesai menampilkan budaya, dilanjutkan dengan sesi satu acara yang sangat unik pula yakni dua pasang sejoli ikut meragakan sekaligus mempertontonkan pakaian adat Suku Marind.
Setelah itu, fashion show dilakukan oleh seorang ibu yang tidak lain adalah Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Merauke, Imelda Carolina Mbaraka dengan mengenakan atribut adat etnis Marind.
Setelah mata rangkaian acara selesai, dilanjutkan dengan lagu wajib Waninggap Nanggo. Dari situlah, ratusan orang dari berbagai daerah ikut menggetarkan panggung dengan bergoyang bersama. Bahkan arena tempat penonton pun dipadati ratusan orang sambil goyang dengan durasi waktu kurang lebih satu jam lamanya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun