Merauke, Suryapapua.com– Bertempat di SP-7, Kampung Hidup Baru, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan dilakukan pelantikan pengurus Ikatan Keluarga Petani Flobamora (IKPF) untuk wilayah Distrik Semangga, Tanah Miring dan Jagebob.
Pelantikan dilakukan Ketua Flobamora Kabupaten Merauke, Arnoldus Moda yang disaksikan Ketua Flobamora Provinsi Papua, Sulaeman Hamzah serta ratusan masyarakat.
Untuk diketahui, dalam pemilihan Ketua Ikatan Keluarga Petani Flobamora beberapa bulan lalu, Hendrikus Sareng mengungguli beberapa calon lain. Dengan demikian, Sareng ‘menahkodai’ wadah ini masa bhakti 2023-2028.
Ketua Kerukunan Flobamora Provinsi Papua Selatan, Sulaeman Hamzah dalam sambutannya mengatakan, sudah banyak petani dilatih menjadi professional.
“Memang kita juga harus mengarah kesana menjadi petani professional. Tidak selamanya bekerja dengan menggunakan cangkul di sawah,” ujarnya.
Saat ini, lanjut Sulaeman yang juga anggota DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem, jarang sekali ditemukan petani muda. Karena mereka tak tertarik turun mengolah sawah.
“Olehnya, saya berharap petani yang saat ini masih menggeluti bidang pertanian agar dapat bersama-sama beranjak menuju mekanisasi pengolahan pertanian modern,” pintanya.
Ketua Flobamora Kabupaten Merauke, Arnoldus Moda mengaku sangat terharu dengan acara pengukuhan pengurus IKPF yang sangat kental dengan warna adat NTT.
“Tadi saat prosesi arak-arakan, saya sangat terharu hingga meneteskan air mata. Karena saya merasakan seperti ada di NTT,” katanya polos.
Dengan adanya wadah organisasi ini, menurut Moda, para petani agar lebih muda mendapatkan bantuan. “Ya dengan wadah dimaksud, akan kami sampaikan secara resmi kepada Pemerintah Kabupaten Merauke, agar ada perhatian secara khusus,” katanya.
Semenatar Ketua IKPF wilayah Semangga, Tanah Miring dan Jagebob, Hendrikus Sareng menjelaskan, hadirnya wadah organisasi ini adalah sebuah sejarah dan realita bagi petani Flobamora di tanah Anim ha.
“Saya mengajak kepada semua petani Flobamora dengan moment pengukuhan hari ini, dijadikan sebagai tanda manusia yang harus hidup berdampingan dengan sesama serta bersatu bersama alam semesta,” pinta Sareng.
“Mari kita memiliki keberanian melakukan perubahan. Kita menjadi terang dalam menentukan arah perubahan. Perubahan yang dilakukan merupakan perpindahan dari situasi yang tidak bisa menjadi bisa. Lalu proses perubahan mampu menjadikan kita lebih baik dari sebelumnya, tidak mengalami kemunduran baik secara kepribadian, nasionalisme, paradigma berpikir maupun kesejahteraan,” jelasnya.
Penulis : Yulianus Bwariat
Editor : Frans Kobun