OAP Dianiaya Oknum Anggota Brimob, Komandan Yon D Pelopor Satbrimob Polda Papua: “Saya Minta Maaf’

Laporan Utama376 views

Merauke, Suryapapua.com– Naas menimpa Lamek Wayoken, orang asli Papua (OAP) dari Kampung Nakias, Distrik Ngguti, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, setelah dianiaya dua oknum anggota Brimob di Pasar Menpem-Maam awal Pebruari 2023 lalu.

Akibat penganiayaan tersebut,  korban Lamek mengalami bengkak di bagian mata  kiri dan hingga sekarang tidak dapat melihat. Belum dapat dipastikan apakah dapat diobati sembuh atau tidak.

Atas kejadian tersebut, Komandan Yon D pelopor Sat Brimob Polda Papua Kompol Suparmin saat jumpa pers di kantornya, kemarin menjelaskan, pihaknya akan menindak tegas dan memroses kedua anggotanya.

“Saya menyampaikan permohonan maaf kepada Bapak Lamek, ibu serta keluarga atas tindakan kedua anggota,” ujarnya.

Komandan Yon D pelopor Sat Brimob Polda Papua Kompol Suparmin sedang berikan keterangan pers- Surya Papua/Yulianus Bwariat
Komandan Yon D pelopor Sat Brimob Polda Papua Kompol Suparmin sedang berikan keterangan pers- Surya Papua/Yulianus Bwariat

Brimob, lanjut Suparmin, akan menanggung semua pengobatan yang diperlukan korban hingga sembuh.

“Memang permasalahan terjadi di wilayah Maam. Semua terjadi karena mis-komunikasi. Kami masih melakukan penyelidikan. Tetapi saya komitmen kedua anggota kami, pasti ditindak tegas,” ungkapnya.

Sementara pengacara  Lamek, Rudi Irianto Horong mengaku, korban dipukul menggunakan karet fembel.

“Sebenarnya ada mis komunikasi disana. Saat kejadian, dua anggota Brimob berada di pos jaga. Lalu datang salah seorang warga atas nama Simon menyampaikan kejadian baku pukul di Pasar Menkem,” katanya.

Selain menyampaikan ke Brimob, juga ke korban sekaligus meminta datang melerai kedua warga atas nama Marten dan Robert itu.

“Ya, korban datang melerai sehingga kejadian perkelahihan  berakhir. Memang dua warga bertikai itu, satunya membawa parang dan diambil sekaligus diamankan korban,” katanya.

Setelah pulang, jelas Horong, datang dua oknum anggota Brimob ke rumah korban dan tanpa banyak bertanya langsung menangkapnya.

“Saat ditangkap, korban dipukul menggunakan karet fembel dibagian belakang kepala. Hanya karena karetnya lentur,  sehingga fembel memutar ke arah depan muka korban dan mengenai mata kanannya,” jelas dia.

Akibatnya, mata korban mengalami bengkak dan hingga hari ini tak dapat melihat lagi.

Penulis :Yulianus Bwariat

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *