Merauke, Suryapapua.com– Tugu Lingkaran Brawijaya (Libra) yang menjadi ikon masyarakat Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, hasil karya Romanus Mbaraka, anak kampung kelahiran Kalilam (pulau terapung Kimaam) itu, satu persatu simbolnya mulai dipasang.
Salah satunya adalah simbol bola dunia di bagian atas tugu Libra, setelah peralatan dinaikkan menggunakan crane atau alat berat.
Dengan dipasang simbol bola dunia tersebut, wajah Tugu Libra mulai kelihatan dan atau Nampak.
Dari pantauan Surya Papua Sabtu (28/1/2023), terlihat aparat kepolisian dari Satlantas Polres Merauke sedang melakukan pengamanan di sekitar, lalu dipasang juga rambu.
Pemasangan simbol bola dunia bertuliskan motto Kabupaten Merauke Izakod Bekai- Izakod Kai serta tulisan angka 1902, berjalan aman tanpa mengganggu arus lalulintas sekitar.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Merauke, Yanuarius Katmok kepada wartawan beberapa waktu lalu mengatakan, bola dunia dan angka itu tidak dibuat di Merauke, tetapi di pulau Jawa.
Untuk bentuk maupun angka tak ada perubahan. Hanya saja bahan pembuatannya sedikit berbeda dari bahan sebelumnya.
“Betul simbol tetap dan tidak akan berubah. Karena itu adalah konsep Bapak Bupati Merauke, Romanus Mbaraka sendiri,” ungkapnya.
Katmok mengakui ada penambahan pekerjaan di tugu Libra untuk menopang empat tiang pilar, sehingga konstruksi lebih kokoh ketika diterjang angin.
Untuk anggaran pengerjaan, menurut Katmok, kurang lebih Rp 1 milyar.
“Memang yang membuat harganya mahal adalah komponen atau material bola dunia dan angka. Karena bahan yang digunakan saat ini berkualitas tinggi, berbeda dengan material sebelumnya yang mudah karat dan ketika diterjang angin mudah rubuh,” katanya.
Penulis : Yulianus Bwariat
Editor : Frans Kobun