Merauke, Suryapapua.com– Kurang lebih 400-an sopir angkutan kota (angkota) melakukan aksi mogok, setelah belum adanya respon Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke terkait kenaikkan tarif penumpang pasca bahan bakar minyak (BBM) secara resmi diumumkan naik oleh Presiden RI, Joko Widodo pekan lalu.
Dari pantauan Surya Papua Rabu (7/9), ratusan sopir memarkir kendaraannya di belakang RRI sejak pagi dan tidak beroperasi melayani dan atau menghantar penumpang ke tempat tujuan.
Sebuah spanduk dibentangkan atau ditempel di salah satu mobil sebagai bentuk protes terhadap belum adanya kenaikan tarif angkutan kota.
Terlihat ratusan sopir masih berkumpul dan berdiskusi bersama sehubungan aksi mogok dimaksud. Aparat kepolisian dari Polres Merauke ikut melakukan penjagaan disekitar.
Koordinator para sopir, Adrianus Gili mengatakan, aksi yang dilakukan adalah spontanitas tanpa diboncengi kepentingan tertentu. “Kami kumpul disini, sekalian mendengar secara langsung apa yang diinginkan dan diharapkan ratusan sopir,” ungkapnya.
Dikatakan, sesuai kesepakatan para sopir, tak ada aksi demonstrasi dilakukan. Hanya mogok sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap pemerintah yang belum meresponi kenaikan tarif.
Ditanya berapa lama akan melakukan aksi mogok, Gili mengaku, sampai ada kepastian serta kejelasan pemerintah sehubungan tarif angkotan baru.
“Kan jelas tarif BBM sudah naik sejak beberapa hari lalu yakni Rp 10.000/liter. Jadi tarif juga mesti naik secepatnya,” tegas dia.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun