Merauke, Suryapapua.com– “Saya tidak bicara memuja-muji. Tetapi ini fakta sesungguhnya yang terjadi. Dimana, hanya ditangan seorang Romanus Mbaraka, anak-anak Malind disekolahkan dan atau dikuliahkan menjadi pilot serta dokter. Bahkan puluhan lain siap diberangkatkan ke sejumlah negara di luar negeri melanjutkan pendidikan jenjang S1 dan S2.”
Hal itu disampaikan Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merauke, Dominikus Ulukyanan ketika ditemui Surya Papua Kamis (21/7). Menurutnya, saat Romanus Mbaraka menjabat Bupati Merauke periode pertama (2011-2016), sejumlah anak Malind disekolahkan menjadi pilot dan dokter.
Lalu hasilnya nyata terbukti. Kini mereka sedang menerbangkan pesawat maupun menjadi tenaga dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke.
“Nah di periode kepemimpinan sekarang bersama wakilnya, H. Riduwan, Romanus Mbaraka membuat terobosan sangat luar biasa lagi. Setelah dilantik, langsung bekerjasama dengan PLI mengirim puluhan anak Malind kuliah ke luar negeri seperti Rusia, Amerika, Australia serta beberapa negara lain,” ujarnya.
Jumlah yang dikirim tidak tanggung-tanggung, mencapai kurang lebih 50 orang. “Saya kira apa yang dilakukan Romanus Mbaraka, anak dari pulau terapung Kimaam itu, sangat bijaksana,” ungkapnya.
“Bagi saya, anak-anak Malind ini ke luar negeri untuk kuliah, tidak hanya sekedar mendapatkan ilmu serta ijazah. Tetapi juga mindset atau pola pikir dari mereka akan mendunia dan itu paling penting,” ujarnya.
Dikatakan, terdapat sejumlah perguruan tinggi di Merauke maupun Jayapura dan anak-anak bisa kuliah. Tetapi pasti Romanus Mbaraka telah berpikir jauh. Dimana bukan masalah akademik semata didapatkan, tetapi perubahan pola pikir serta sikap anak-anak ketika kuliah di luar negeri.
“Bagaimana anak-anak bisa ikut membaca perkembangan dunia, itu paling penting. Orang bilang, tahu tak sama dengan rasa. Semua orang bisa bilang saya tahu Rusia, tetapi kalau tak pernah injakkan kaki disana dan mengenyam pendidikan sama saja bohong,” katanya.
Jadi, jelas Ulukyanan yang juga Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Merauke, antara tahu dan rasa adalah dua hal berbeda. Dengan demikian, Romanus Mbaraka menginginkan agar bukan hanya sekedar tahu, tetapi bahwa anak-anak Malind ini perlu merasakan akan pendidikan di luar negeri.
Dia kembali menegaskan, Romanus Mbaraka menorehkan hal nyata di dunia pendidikan. Siapapun bupati bisa memprogramkan membuka jalan atau infrastruktur lain dan direalisasikan, tetapi yang mempunyai kepedulian merubah generasi Malind, hanya seorang Romanus Mbaraka.
“Saya mau bilang lagi, selama 20 tahun anggaran dana otsus dikelola Pemerintah Provinsi Papua, tak ada seorang-pun anak Malind kuliah ke luar negeri. Hanya di tangan Romanus bisa gunakan dana APBD membiayai kuliah anak-anak ini ke sejumlah perguruan tinggi di luar negeri,” tegasnya.
“Bagi saya, Romanus Mbaraka sangat mengerti arti pendidikan bagi sebuah bangsa. Kita bicara tentang provinsi Papua Selatan dan orang ribut sumber daya manusia (SDM). Nah sekarang menjadi pertanyaan, anggaran otsus dibuat apa saja untuk kepentingan pendidikan bagi anak Malind,” tanya dia.
Dengan datangnya Provinsi Papua Selatan, anak-anak Malind sudah perlu disiapkan . Tidak bisa duduk dan mengatakan ingin menjadi tuan di negeri sendiri.
Program Brilian
Sementara anggota DPRD Merauke lainnya, Moses Kaibu mengungkapkan, pengiriman puluhan anak Malind kuliah ke luar negeri adalah suatu program sangat luar biasa dan brilian.
Olehnya, wajib untuk semua elemen masyarakat mendukung. Apalagi ini bukan program satu orang atas nama Romanus Mbaraka, tetapi program untuk menyelamatkan manusia Malind dari ketertinggalanagar mereka bisa sama seperti yang lain.
Intinya, jelas Moses, program dimaksud sangat membantu anak-anak Malind yang selama ini merasa diri berada di ‘kolong langit,’ tetapi sekarang sampai ke luar negeri untuk kuliah.
Jumlah yang dikirim juga tidak main-main mencapai puluhan orang dan semuanya adalah anak Malind.
“Sekali lagi saya berharap semua elemen masyarakat, termasuk DPRD Merauke, wajib mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM) anak-anak Malind sendiri,” pintanya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun