Merauke, Suryapapua.com– Pagi itu, Selasa (12/7), ratusan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Merauke, memadati aula auditorium kantor bupati.
Oleh karena kapasitas ruangan terbatas, sejumlah ASN terpaksa berdiri di belakang mengikuti arahan Bupati Merauke, Romanus Mbaraka.
Berbagai hal dibeberkan Bupati Mbaraka, sehubungan tugas seorang ASN mulai dari kedisiplinan dalam bekerja, rajin masuk kantor, pelayanan kepada rakyat dan lain-lain.
Dengan menunjukkan loyalitas- dedikasi tulus dalam bekerja, tentu menjadi perhatian dan atau atensi khusus pimpinan. Tanpa disadari, cepat atau lambat, jabatan itu pasti didapatkan.
Mungkin oretan ini tepat dialamatkan kepada Elias Mite yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan dan aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Merauke.
Betapa tidak, perjalanan karier Elias Mite sebagai seorang ASN, tentu dilalui dengan sejuta tantangan. Karena harus melaksanakan tugas serta tanggungjawab di kampung maupun distrik yang saat itu serba kekurangan dan kesulitan.
Sebut saja akses jalan rusak parah, penerangan listrik belum ada, sulitnya transportasi dan lain-lain. Meski berbagai tingkat kesulitan itu, tak membuat seorang Elias Mite mundur diri.
Tekad diikuti semangatnya yang terus menggelora untuk selalu di kampung melayani rakyat. Jadi tidak mengherankan ketika niat dan hati tulus bertugas di kampung maupun distrik bertahun-tahun, kini berbuah manis.
Gambaran ini mengurai akan ungkapan Bupati Mbaraka dalam pertemuan tadi pagi yang menyebut nama Elias Mite dihadapan Wakil Bupati Merauke, H. Riduwan, para asisten, staf ahli, kepala dinas dan ratusan ASN dari masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD).
“Saya minta Elias Mite berdiri. Lalu balik ke belakang agar dilihat ratusan ASN,” ungkap Bupati Mbaraka.
Disaat berdiri, pria kelahiran SP-3, Distrik Tanah Miring itu, tak langsung berbalik badan. Posisi berdiri masih terus menghadap ke depan. Beberapa menit kemudian, baru membalikkan badannya ke ratusan ASN dalam ruangan itu.
Namun dari gesture tubuhnya, terlihat jelas Elias Mite tak mau ‘memamerkan’ diri berlama-lama berdiri. Dia ingin cepat duduk kembali diantara sesama kepala dinas lain.
Bupati Mbaraka pun melanjutkan pembicaraan, sekaligus membeberkan sosok Elias Mite dalam tugas pelayanan sebagai abdi negara tempo dulu.
“Sekitar tahun 2004 silam, saya masih menjabat sebagai kepala bidang di Bappeda Kabupaten Merauke. Lalu melakukan monitoring ke Distrik Ulilin didampingi beberapa staf diantaranya Rino Tahiya dan Sin Rajawane,” ujarnya.
Saat tiba disana malam, hanya bertemu Elias Mite yang ketika itu menjabat Sekretaris Distrik Ulilin. Dia seorang diri tanpa ASN lain.
“Ketika saya masuk rumah, di tempat tidurnya, dipasang sehelai kelambu serta lampu pelita. Suasana Nampak gelap gulita. Meski dengan berbagai keterbatasan dan kekurangan, dia (Elias Mite;red) tetap bertahan melaksanakan tugas pelayanan kepada rakyat,” katanya.
“Lalu bukan hanya sekali saja saya ke Ulilin tetapi berulang kali dan masih menemukan orang ini. Dari situ, saya dapat mengukur bahwa Elias Mite setia dalam bekerja,” ungkapnya.
Setelah tahun 2011 silam terpilih menjadi Bupati Merauke, Elias Mite ditarik menjadi Kepala Distrik Kimaam. “Saat itu, Mite masih ‘ngoceh’ dan mengatakan, bukannya saya ditarik ke kota, tetapi dipindahkan lagi ke kampung,” ujarnya.
Beberapa tahun di Kimaam, baru ditarik ke kota dan menjadi Kepala Bagian Umum Setda Merauke.
Saat tak menjabat lagi, jelas Bupati Mbaraka, Elias Mite ‘ditendang’ atau didepak dari jabatannya selama beberapa tahun.
“Tahun 2021 kemarin, setelah saya menjadi Bupati Merauke, Tuhan datang angkat Mite lagi menjadi Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Merauke. Semua itu indah pada waktunya,” jelas Bupati Mbaraka.
Jadi, katanya, itu karena Tuhan bekerja. “Kalau Tuhan tak menggerakan hati saya, tentu Mite tidak jadi kepala badan sekarang,” ujarnya.
Bupati menambahkan, saat ia mengikuti Lemhanas, materi didapatkan adalah mata pimpinan seperti elang yang mampu melihat kedalaman kinerja aparaturnya.
“Lalu pimpinan memiliki parameter sendiri untuk mengukur. Itu saya lakukan dan terjadi pada Elias Mite,” tandasnya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun