Merauke, Suryapapua.com– Kepala Distrik Tabonji, Kabupaten Merauke, Yohanes Kapura mengungkapkan, hampir semua kampung di distrik tersebut, mengalokasikan anggaran pembelian traktor. Karena umumya mereka telah membuk areal persawahan.
Hal itu disampaikan Yohanes saat ditemui Surya Papua Selasa (25/1). “Saya bangga dengan masyarakat di kampung-kampung. Karena semangat mereka yang begitu tinggi membuka lahan persawahan. Lalu pengadaan peralatan pertanian dari anggaran dana desa,” ungkapnya.
Setiap kampung, jelasnya, membuka lahan antara seperempat hektar hingga satu hektar. Mereka belum bisa membuka dalam skala lebih luas, mengingat belum adanya saluran irigasi.
“Hampir semua kampung membuka lahan persawahan, hanya saja belum ada saluran irigasi,” ungkapnya.
“Saya pernah usulkan ke Dinas Pertanian Kabupaten Merauke agar dibangun saluran irigasi dalam wilayah ibukota distrik, terutama di areal persawahan, tetapi tak ada respon sampai sekarang,” ujarnya.
Dengan tak adanya salura irigasi, masyarakat pun hanya membuka lahan persawahan setahun sekali. Jika ada saluran, akan lebih membantu untuk dua kali tanam. Karena masih ada debit air di sekitarnya.
Selama monitoring berlangsung, dirinya melihat semangat warga lokal membuka lahan sangat tinggi. Bahkan, kebiasaan mengkonsumsi sagu, terkesan mulai dilupakan, karena setiap hari dengan nasi.
“Memang tidak boleh. Saya sudah ingatkan agar masyarakat tidak boleh melupaka sagu. Karena itu adalah makanan pokok termasuk umbi-umbian yang harus terus dibudidayakan,” katanya.
Secara umum, di masing-masing kampung masih memiliki hutan sagu sangat luas. Dari waktu ke waktu mereka merawat. Apalagi setiap tahun dikucurkan dana desa untuk pembersihan.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun