Merauke, Suryapapua.com– Dalam perayaan Misa Inkultutasi Etnis Toraja di Gereja Santa Theresia Buti Minggu (10/08/2025), dilakukan juga lelang kepala babi sebagai suatu tradisi yang merupakan warisan leluhur orang Toraja.
Lelang kepala babi dalam suatu kegiatan sosial maupun keagamaan, tentu penuh dengan sarat makna (arti).
Salah satunya adalah tidak lain menghimpun dana dari keluarga yang tergabung dalam Persatuan Umat Katolik Toraja (PUKAT) Merauke untuk menyumbangkan sedikit dari kelebihannya, guna pembangunan Gereja Katolik Santa Theresia Buti.
Dari pantauan suryapapua.com, Koordinator Pelaksanaan Misa Inkulturasi Toraja, Marthen Sampe didampingi salah seorang pengurus, mengambil posisi di depan altar sambil membawa dan mengangkat kepala babi untuk dilelang.
Antusias dan semangat umat Toraja yang berjumlah ratusan orang dalam gereja, begitu semangat mengangkat tangan mengambil kepala babi sekaligus menyumbang dengan uang bervareasi antara Rp 300.000-1.500.000.
Dari lelang kepala babi itu, total dana terkumpul senilai Rp 18 juta lebih yang akan diserahkan oleh Etnis Toraja kepada Paetor Simon Petrus Matruty untuk pembangunan Gereja Katolik Santa Theresia Buti baru.
PUKAT Sumbang 100 Sak Semen

Dalam kesempatan itu juga, Persatuan Umat Katolik Toraja (PUKAT) Kabupaten Merauke menyumbangkan semen 100 sak yang akan digunakan untuk pembangunan Gereka Katolik Buti.
Freddy Bitikaka, mewakili Ketua PUKAT Merauke dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada Pastor Simon Petrus Matruty bersama Pengurus DPP Paroki Santa Theresia Buti yang secara tidak langsung mempromosikan Toraja dalam perayaan misa inkulturasi hari ini.
“Kami dari PUKAT Merauke memberikan apresiasi kepada pastor paroki atas terselenggaranya Misa Inkulturasi Etnis Toraja dengan mengisi dalam perayaan,” ungkap Bitikaka yang juga anggota DPR Papua Selatan tersebut.
“Ya, ini merupakan suatu kebanggaan besar bagi kami yang adalah perwakilan Toraja dalam wilayah Keuskupan Agung Merauke,” ujarnya sambil menambahkan, PUKAT merupakan bagian struktur organisasi secara nasional.
Dia mengharapkan agar PUKAT di Paroki Santa Theresia Buti, mengalami perkembangan serta peningkatan dari 14 KK.
Diakui Bitikaka, PUKAT tetap menjadi kesatuan etnis dimanapun berada. “Kami hadir sebagai tempat berkumpul dan bersekutu bagi warga Katolik Toraja. Kami terus membaur dalam berbagai kegiatan masyarakat yang ada di Kabupaten Merauke tanpa melihat etnis,” tegasnya.
“PUKAT Merauke memiliki rasa tanggungkawab, kepedulian dan kebersamaan dengan umat Paroki Santa Thersia Buti yang sedang menggagas berdirinya gereja baru untuk pelayanan yang nyaman bagi umatnya ketika beribadah memuliakan Tuhan, sehingga menyumbangkan 100 sak semen. Semoga dapat diterima dengan senang dan sukacita,” katanya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun