BERPENAMPILAN sederhana, murah senyum dan sangat bersahaja. Itulah kepribadian dari Obeth Rumetna, ST, MT, Bakal Calon Bupati Merauke, ketika diwawancarai secara eksklusif selama kurang lebih dua jam di secretariat pemenangannya beberapa waktu lalu.
Berbagai ide brilian dan program kerja yang langsung menyentuh kepada rakyat keci, disampaikan, mulai dari pembangunan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan lain-lain.
Semua yang dibeberkan dan atau disampaikan itu, menjadi program prioritas yang sudah wajib hukumnya untuk dijalankan, apabila rakyat memberikan mandat dan atau kesempatan kepadanya memimpin Kabupaten Merauke lima tahun mendatang.
Mungkin tidak berlebihan, tetapi bahwa Bakal Calon Bupati Merauke, Obeth Rumetna itu, jarangn tampil ke publik untuk bicara dibandingkan dengan bakal calon lain.
Hanya baliho-baliho yang terpampang di berbagai sudut dalam kota hingga kampung-kampung, dimunculkan.
Obeth Rumetnah memilih ‘tutup mulut’ sesaat dan lebih banyak bergerak dibawa tanah. Artinya, terus dan gencar ke kampung-kampung menyampaikan akan pasti maju dalam pertarungan Pilkada tanggal 27 November 2024 kepada rakyat.
Pensiunan birokrat tulen dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Satuan kerja (Satker) SNVT PJPA Papua- Merauke Balai Wilayah Sungai Papua Merauke tahun 2017 itu, memilih tak berkoar-koar. Karena karena dirinya adalah pribadi yang memilih fokus tiap hari bergerak kontinyu dari satu kampung ke kampung lain.
Saat bincang-bincang, Obeth Rumetna mengaku, keinginan besarnya untuk maju mencalonkan diri sebagai Bupati Merauke, lantaran berbagai persoalan yang ditemukan selama ini. Dimana belum berjalan secara optimal sesuai keinginan rakyat.
“Saya lebih fokus kepada orang Marind di kampung-kampung yang masih tertinggal jauh dari berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan lain-lain,” katanya.
Mereka (orang Marind;red), sangat terlambat dibandingkan dengan saudara-saudara Nusantara yang hidup dan tinggal di negeri ini. Dimana dari waktu ke waktu mereka terus tumbuh dan berkembang.
“Kenapa saya bilang orang Marind masih tertinggal, karena umumnya kehidipan mereka adalah berburu seta mencari ikan di rawa. Nah, ketika hendak menjalani profesi lain, sangatlah susah,” ujar Rumetna.
Lalu, apa solusi yang perlu diambil sekaligus dieksekusi? Perlu pendampingan melekat serta pembinaan secara kontinyu untuk menggeluti pekerjaan lain.
“Jujur saya sampaikan bahwa, dari kunjungan ke kampung-kampung sekaligus berdialog dengan masyarakat Marind, banyak sekali dikeluhkan, termasuk kegiatan pembangunan dan lain-lain. Sehingga praktis mereka tak berkembang, lantaran kurang adanya ‘sentuhan’ langsung dari Pemerintah Kabupaten Merauke,” ujarnya.
Rumetna mengambil contoh konkret adalag kegiatan penggalian pasir oleh masyarakat lokal, lalu dijual. “Nah, ketika pemerintah meminta mereka stop melakukan penggalian pasir, karena akan terjadi abrasi, pertanyaan saya, nantinya mereka makan minum dari mana sekaligus memenuhi kebutuhan dalam keluarga?,” tanya dia.
Kuncinya, jelas Rumetna, harus disiapkan adalah lapangan pekerjaan, disesuaikan kearifan lokal mereka. “Kan tidak mungkin langsung suruh mereka buka lahan persawahan untuk tanam padi,” ujarnya.
Mengapa? Karena faktanya mereka tidak memiliki skil maupun kemampuan untuk menjadi petani di sawah. “Jadi, kuncinya adalah mereka perlu dibina dan didampingi secara terus menerus,” pintanya.
“Saya punya pengalaman di Wamena ketika bertugas disana. Dimana orang disana mau buka lahan sawah untuk tanam padi, tetapi tidak bisa,” katanya.
Lalu, jelasnya, setelah membangun komunikasi dengan provinsi, mereka dibawa ke ke Toraja dan Subang. Selama setahun di dua daerah tersebut, mereka belajar mulai dari pembukaan lahan, pengolahan, tanam , perawatan hingga panen.
Selama durasi waktu setahun itu, mereka belajar dan ‘mencuri’ ilmu sekaligus dibawa pulang ke daerah asalnya dan ternya bisa membuka sawah dalam skala luas, lalu menanam padi hingga merawat serta memanen.
“Nah, dengan pengalaman dimaksud, kenapa tidak diterapkan di Kabupaten Merauke? Saat saya jalan ke kampung-kampung dan berdialog dengan masyarakat, saya sampaikan bahwa program itu, harus dijalankan ketika masyarakat memberikan kepercayaan untuk memimpin Merauke lima tahun kedepan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Rumetna mengaku, salah satu niat dan kebulatan tekad maju bertarung menjadi Bupati Merauke, semata-mata untuk menolong orang Marind.
“Bahwa lebih fokus kepada orang Marind, tetapi bahwa saudara kita Nusantara di bumi Anim Ha yang tidak mampu, harus diberikan sentuhan secara kontinyu juga,” katanya. (Bersambung)
Penulis: Frans Kobun
Editor : Frans Kobun