Merauke, Suryapapua.com– Bertempat di auditorium kantor bupati Senin (23/10), Bupati Merauke, Romanus Mbaraka melantik 330 pejabat eselon III dan IV.
Pejabat yang dilantik itu untuk mengemban tugas di lingkungan organisasi perangkat daerah (OPD), juga 20 distrik serta 11 kelurahan.
Selain itu juga, pelantikan secara bersamaan dengan lima kepala sekolah.
Hadir dalam pelantikan, Sekretaris Daerah Merauke, Yeremias Paulus Ndiken, Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Dominikus Ulukyanan, musyawarah pimpinan daerah (Muspida) serta para kepala dinas dari setiap organisasi perangkat daerah (OPD).
Dalam sambutannya, Bupati Mbaraka meminta ratusan pejabat yang telah dilantik, agar menjalankan tugas serta tanggungjawab dengan baik.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Mbaraka mengkritisi anak-anak Papua yang memilih-milih jabatan. “Kalian harus berkaca dari saya. Saya ingin sampaikan bahwa Tuhan itu ada. Indah pada waktunya, Tuhan berikan kepada setiap manusia,” ujarnya.
Jadi, lanjutnya, yang ada sekarang, harus disyukuri dan diterima untuk kerja. “Kita tidak tahu Tuhan siap apa lagi besok atau lusa,” katanya mengingatkan.
Jika menerima jabatan dengan segundah hati dan atau ketidakpuasan secara pribadi, itu pertanda anda menolak apa yang Tuhan tetapkan.
“Ingat kita kelola persoalan besar, institusi pemerintah itu besar sekali. Jadi kalau mau adil, itu punya Tuhan, tetapi kita sebagai manusia hanya bisa menata serta mengelola mendekati kepada kesempurnaan,” katanya.
Untuk itu, Bupati Mbaraka kembali mengingatkan pejabat yang dilantik agar semangat kerja. Pemerintah itu standard untuk empat bidang pembangunan di Indonesia yang dijalankan, tidak bisa dirubah yakni pendidikan, kesehatan, ekonomi serta infrastruktur.
Dengan demikian, kalau anda ingin pilih sana-sini sesuai kemauan, tak ada disitu. Nanti turunannya baru rinci ke kegiatan masing-masing.
“Ya, kalau ingin pindah ke provinsi, tetap saja pekerjaan sama dilakukan, namun kalau anda dari kabupaten sudah malas dan tak berubah, akhirnya hanya mondar-mandir saja,” kritiknya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun