Yahukimo, Suryapapua.com– “Saya atas nama pribadi, keluarga dan masyarakat di Kabupaten Yahukimo, menyampaikan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas meninggalnya Rosalina Sogen, guru asal Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang meninggal akibat kekejaman serta tindakan tak manusiawi para pelaku dengan membunuhnya di Distrik Anggruk beberapa hari lalu.”
Hal itu disampaikan Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli dalam rekaman videonya yang diterima suryapapua.com, semalam. Selain duka mendalam disampaikan terhadap keluarga, juga sejumlah guru serta tenaga kesehatan lain yang mengalami luka ringan dan berat hingga harus menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Jayapura, agar cepat sembuh dan tetap tegar serta kuat.
Lebih lanjut Bupati Didimus menegaskan, dirinya membantah 100 persen kalau guru maupun nakes adalah TNI sekaligus sebagai mata-mata negara. “Itu sama sekali tidak benar,” ungkapnya.
“Perlu saya klarifikasi agar semua orang mengetahui. Kami disini tangan bersih. Tidak membawa TNI/Polri menjadi tenaga guru maupun nakes. Bahwa kehadiran para guru maupun nakes dari luar Papua, semata-mata agar mendidik anak-anak menjadi cerdas,” ujarnya.
Di negara manapun, jelas Bupati Didimus, tidak ada orang membunuh guru maupun nakes hidup-hidup. Mereka harus dilindungi agar dapat bekerja baik melayani rakyat maupun mendidik anak-anak.
“Saya harap ini adalah kejadan terakhir di Yahukimo. Tidak boleh lagi ada pembunuhan terhadap tenaga guru maupun nakes. Mari kita bangun anak-anak Papua dengan sehat dan normal agar menjadi pintar sehingga kelak mereka menjadi dokter, guru, tenaga kesehatan, pengacara, jurnalis dan lain-lain,” pintanya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Didimus menyampaikan terimakasih kepada TNI/Polri yang telah berhasil membawa keluar satu jenazah atas nama Rosalina Sogen, guru kontrak yang bertugas di Distrik Anggruk serta enam guru serta nakes lain, setelah mengalami luka ringan serta berat.
“Pemberitaan beberapa hari lalu disampaikan ada 6-7 guru serta nakes dibunuh para pelaku, namun sesungguhnya tidak seperti demikian. Hanya satu orang atas nama adik Rosalina Sogen,” tandasnya.
Diharapakan kepada aparat kepolisian agar mengusut tuntas kasus pembunuhan dimaksud. Tidak ada ruang kepada siapa saja membunuh dan membantai orang lain. Proses hukum harus jalan sehingga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan rasa keadilan.
“Kepada masyarakat di Anggruk agar menyampaikan orang-orang yang telah melakukan aksi pembunuhan guru serta pembakaran bangunan sekolah maupun fasilitas kesehatan,” pintanya lagi.
“Sebagai Bupati Yahukimo, saya mengutuk keras segala bentuk kejahatan yang dilakukan para pelaku. Ingat bahwa darah adik perempuan yang telah dibunuh hidup-hidup itu, akan terus mengejar mereka. Karena membunuh perempuan sama dengan membunuh mama sendiri,” katanya.
Orangtua zaman dulu, berperang tetapi tidak biasa membunuh perempuan, lalu tak membakar fasilitas umum.
Jika sekarang orang bakar rumah dan bunuh orang hidup hidup, bukan laki-laki lagi- derajatnya rendah. Soal kematian ada di tangan Tuhan.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun