Sabon, Suryapapua.com– Menjanjikan atau berkoar-koar membantu, namun faktanya nol besar hingga membuat rakyat bosan menunggu dan ‘berteriak’ disana-sini, termasuk membuka ke media sebagai suatu bentuk ketidakpuasan.
Fakta yang dibeberkan demikian, dianggap segelintir orang ‘pintar dadakan’ sebagai berita hoax, padahal sesungguhnya tidak. Karena itu adalah suara murni paling dalam diutarakan rakyat kecil.
Mungkin beda orang-beda pemimpin, ketika menerjemahkan dan atau mengeksekusi apa yang menjadi jeritan rakyat kecil.
Bagi seorang Romanus Mbaraka, Bupati Merauke ketika menemui rakyat di kampung dan duduk bersilah sambil ‘kaos’ atau makan sirih-pinang bersama, apa yang diutarakan, saat itu juga langsung dieksekusi.
Contoh nyata seperti saat berdialog bersama 1.000-an masyarakat dari tiga kampung di Sabon, Distrik Waan beberapa hari lalu, sejumlah keluhan diungkap.
Saat itu, salah seorang warga menyampaikan jika warga sakit, mereka kesulitan membawa pasien ke puskesmas pembantu (pustu), lantaran tidak adanya tenaga medis (bidan).
“Ada bangunan pustu, namun tidak ada bidan. Kami mohon Bapak Romanus Mbaraka membantu dengan menempatkan tenaga medis di kampung ini,” pinta perwakilan salah seorang warga.
Mendengar itu, Bupati Merauke, Romanus Mbaraka langsung menelpon Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, dr. Nevil Muskita segera menggeser salah seorang tenaga medis ke Kampung Sabon.
“Pak dokter, saya minta segera cari salah seorang bidan agar digeser sekaligus bertugas di Pustu Sabon, karena masyarakat kesulitan ketika ada pasien sakit,” pintanya.
Seketika, dokter Nevil menyampaikan via telpon, dalam satu-atau dua hari menggeser tenaga kesehatan bertugas di Sabon.
Dengan jawaban Nevil demikian, Romanus Mbaraka kembali mengingatkan kepada masyarakat di Kampung Sabon agar ketika tenaga kesehatan sudah bertugas disini, dihormati dan dijaga baik-baik.
“Hargai dan hormati tenaga kesehatan yang akan bertugas disini. Kalau rakyat memberikan perhatian, pasti nakesnya betah tinggal dan melayani dengan baik pasien sakit,” katanya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun