Merauke, Suryapapua.com– Kurang lebih 700-an umat Katolik di Paroki Santa Theresi Buti mengikuti perayaan Rabu Abu yang menandakan dimulainya masa prapaskah.
Dari pantauan Surya Papua Rabu (22/2), perayaan Rabu Abu itu dipimpin Pastor Paroki Santa Theresia Buti, Pius Oematan, Pr. Usai khotbah, prosesi penerimaan abu dilaksanakan.
Pastor Pius bersama beberapa suster serta bruder, mengoleskan abu berupa Tanda Salib di dahi setiap umat mulai dari anak kecil hingga orang dewasa.
Selain di dalam gereja, juga di dua titik lain di depan maupun disamping gereja yang telah disiapkan. Setiap umat berdiri secara teratur sambil menuju ke pastor, bruder maupun suster menerima abu.
Sementara itu, Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC mengeluarkan beberapa himbauan selama masa tobat (puasa) bagi Umat Katolik.
Beberapa hibauan itu dibacakan Pastor Pius Oematan, Pr diantaranya masa pantang mulai berlangsung hari ini tanggal 22 Pebruari 2023 sampai Jumat Agung 7 April mendatang.
Dalam masa ini, gereja mengajak umat untuk bertobat dan melakukan perbuatan mati raga serta memakai lebih banyak waktu untuk berdoa.
“Melalui Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), kita diajak turut melaksanakan keadilan ekologis bagi seluruh ciptaan,” katanya.
Disamping itu, lanjut Uskup Mandagi, sebagai tanda pertobatan bersama, gereja meminta umat Katolik mentaati peraturan pantang serta puasa.
Untuk pantang dan puasa dilakukan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Sedangkan pada Jumat lain selama masa prapaskah, berlaku wajib pantang saja.
Berikiutnya, yang diwajibkan berpuasa adalah semua umat Katolik yang telah genap berusia 18 -59 tahun. Puasa itu artinya makan kenyang satu hari (satu kali dalam sehari).
Untuk pantang, diwajibkan berusia 14 tahun ke atas. Arti pantang itu sendiri yakni tak boleh makan daging atau ikan.
Dalam masa puasa yang penuh rahmat ini, umat Katolik diberikan kesempatan melepaskan manusia lama yang diwarnai dosa- dosa. “Lalu mengenakan manusia baru dengan diwarnai kasih kepada Allah, sesama serta bumi rumah kita bersama,” katanya.
“Selama menjalankan masa puasa, kita dibantu oleh thema Aksi Puasa Pembangunan Konferensi Waligerja Indonesia yakni keadilan ekologis bagi seluruh ciptaan- Semakin Mengasihi dan Lebih Peduli,” jelas Uskup Mandagi.
Penulis : Frans Kobun
Editor Frans Kobun