Pertemuan Bersama Bupati Merauke, Pastor Sipe Beberkan Konsep Pembangunan Gereja St. Theresia Buti yang Baru

Laporan Utama296 views

Merauke, Suryapapua.com– Pengurus DPP, lingkungan, stasi maupun kombas bersama Pastor Patroki Santa Theresia Buti, RD Simon Petrus Matruti melakukan pertemuan  dengan Bupati Merauke, Yoseph Bladib Gebze yang didampingi langsung isterinya.

Pertemuan berlangsung di pendopo gereja usai perayaan misa Minggu (09/03/2025) itu, membahas berbagai hal termasuk pembangunan Gereja Santa Theresia Buti serta hal-hal lain yang dialami serta dirasakan umat.

Ketua DPP Paroki Santa Theresia Buti, Izaak Layaan dalam kesempatan itu menyampaikan banyak terimakasih kepada Bupati Merauke, Yoseph Bladib Gebze bersama ibu yang sudah meluangkan waktu duduk bersama pengurus paroki untuk berdiskusi.

“Memang gereja kita ini dulu kecil, namun Pak Yoseph Bladib Gebze yang saat itu menjabat Ketua Dewan Paroki Santa Theresia Buti, menambah membangun pendopo untuk umat duduk mengikuti perayaan misa, juga rehab gereja serta pembangunan lonceng gereja,” ungkapnya.

“Apa yang telah dibuat atau dirintis Pak Yoseph Bladib Gebze, terus kami gaungkan dan lanjutkan sampai sekarang, termasuk pembangunan Gereja Santa Theresia Buti,” ujarnya.

Izaak menegaskan, pembangunan Gereja Buti menjadi komitmen pengurus bersama Pastor Paroki Santa Theresia Buti untuk harus diwujudnyatakan.

“Kenapa, karena gereja peradaban di Papua Selatan Papua ini, Buti memberikan pengaruh sangat besar di wilayah Keuskupan Agung Merauke,” tegasnya.

Tifa Jadi Simbol

Sementara itu, Pastor Paroki Santa Theresia Buti, RD Simon Petrus Matruti mengungkapkan, pihaknya bersama Izaak Layaan (Ketua DPP) telah bertemu orang yang mendesain pembanbgunan Gereja Santa Theresia Buti.

“Kita sudah koreksi hasil karyanya. Memang saya  lebih melihat dari sisi teologis,” jelasnya.

Konsep gereja baru yang akan dibangun, demikian Pastor Sipe, merepresentasikan cirikhas orang Marind yakni tifa sebagai symbol seni, tetapi  juga symbol memanggil orang datang ketika dibunyikan.

“Memang konsep bangunan gereka yang digambar, telah saya tangkap pula, hanya bentuk gerejanya sedikit dikoreksi,” katanya.

“Secara umum, saya berikan gambaran bahwa  pasti kita akan korbankan pastoran maupun TK, tetapi tidak dirombak semua, hanya direlokasi saja,” jelasnya.

Lalu, lokasi besar gereja lama, menjadi pusat ziarah rohani bagi Keuskupan Agung Merauke. Nnatinya gereja lama dipugar kembali menjadi kapel. Sedangkan gereja baru dibangun di bagian belakang.

Lalu, jelas Pastor Sipe, dibangun pula tembok pemisah ke gereja baru di belakang. Nantinya ditembok (dinding;red)  dibuat atau dipahat sejarah perjalanan misionaris, juga sejarah Gereja Katolik Buti dan lain-lain.

Tujuannya agar  semua peziarah yang datang, bisa  menikmati  sekaligus tersentuh akan keunikan disini. “Itulah konsep yang kami tawarkan untuk pembangunan gereja baru dan lain-lain,” ujarnya.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *