Perjuangan Yakobus Yamtob Seberangkan Batang Pohon Sagu Melalui Sungai Maro ke Kampung Tambat

Ragam255 views

Merauke, Suryapapua.com– Semangatnya tak pernah memudar. Terus bergerak maju, meski sejuta tantangan didepan mata. Demi untuk terus menggeluti dan mengembangkan  usaha ini, tak ada istilah kata menyerah baginya.

Itulah Yakobus Yamtob, orang asli Papua (OAP) di Kampung Tambat, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Aktivitasnya sebagai pengusaha sagu, terus digeluti dan atau dijalani dari waktu ke waktu.

Namun untuk memroses batang  sagu menjadi tepung, tentu tak semudah dibayangkan. Perlu waktu berhari-hari mulai dari penebangan, pengupasan,  pemotongan hingga naik mesin, lalu proses ramas manual, menjemur hingga beberapa tahapan lain.

Salah satu tingkat kesulitan paling rumit adalah bagaimana menyeberangkan belasan batang pohon sagu dari salah satu dusun di sebelah Kali Maro usai ditebang.

Saat ditemui Surya Papua, Jumat (21/7), Yakobus Yamtob yang juga Ketua Kelompok Tani Dwitrap itu menjelaskan, kesulitan yang dihadapi adalah ketika menghantar batangan pohon sagu melalui Sungai Maro.

“Memang kami menyesuaikan dengan kondisi air terlebih dahulu saat sedang pasang,” ujarnya.

Pohon sagu yang ada, lanjut Jack, panggilan akrabnya, ditebang di salah satu dusun di sebelah Sungai Maro. Usai dipotong,  satu persatu  batang pohon sagu didorong dengan menurunkan ke kali kecil di sekitar, selanjutnya diikat dengan tali.

Dari situ, dituntun menuju Sungai Maro, saat air sedang pasang. Lalu perlahan,  arus air membawa potongan pohon sagu yang berjumlah 8-10 batang menuju ke sekitar pelabuhan darurat di sekitar Kampung Tambat dengan jarak tempuh sekitar 2 kilometer.

Saat tiba di pelabuhan,  perahu telah disiapkan untuk membantu menarik ke darat. Selanjutnya secara manual ditarik ke atas darat dan dibawa menuju ke lokasi pabrik.

Lebih lanjut Jack mengungkapkan, dalam beberapa hari terakhir, kurang lebih 16 pohon sagu ditebang. “Sepuluh batang telah diseberangkan ke pelabuhan dan dibawa ke sekitar lokasi pabrik sekaligus dipotong jadi dua dan dikupas kulitnya,” jelas dia.

Sedangkan enam sisa batang pohon sagu lain, rencana hari ini  diseberangkan melalui Sungai Maro.

“Ya setelah dikupas, dipotong-potong dan dimasukan dalam mesin untuk proses penggilingan menjadi tepung basah. Dari situ, diambil dan diramas secara manual dan dijemur,” ungkap dia.

Jack mengaku, dari 16 batang pohon sagu yang diproses dan diproduksi selama beberapa hari kedepan, akan  mendapatkan 3 ton sagu basah. Namun demikian, pasti menyusut setelah dijemur beberapa hari kedepan.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *