Merauke, Suryapapua.com– “Saya bukan tipe orang yang berpidato dengan pantun atau syair-syair. Pidato saya itu pasti dan jelas sesuai data. Tidak dengan segala macam ‘bumbu-bumbu’ kalimat. Lalu tak berangan-angan dan memberikan harapan. Namun pidato saya pasti memberi gambaran, peluang dan harapan serta tantangan yang harus diwujudnyatakan.”
Demikian sambutan Bupati Merauke, Romanus Mbaraka saat membuka Kongres I Malind Iwaq yang berlangsung di auditorium kantor bupati Jumat (24/11).
“Pesan saya singkat dan jelas, perempuan Malind harus kuat. Karena zaman telah berubah,” pintanya.
Selain itu, lanjut Bupati Mbaraka, perempuan Marind harus cerdas dan terus belajar. Karena tantangannya kedepan semakin besar.
“Jangan hanya datang, duduk dan menjadi komentator, lalu penilai. Itu bukan zamannya lagi. Jika dihitung secara statistik, Tokoh Malind perempuan masih sangat minim. Tokoh itu harus ada job public atau peran serta jabatan di publik,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, organisasi ini harus diorganisir serta di meneg secara baik. Jangan hanya organisasi bunglon, cuma nama saja tetapi isinya kosong.
“Memag pedis kata-katanya ketika saya sampaikan, namun kalau diterima ke dalam, sangat logis, daripada angkat ke langit, tetapi dibawahnya kosong dan akhirnya jatuh tra ada bunyi,” ungkapnya.
Bupati Mbaraka kembali mengingatkan agar perlu dibangun komunikasi internal baik sehingga organisasi dimaksud kuat. Kalau masuk huru-hara dan menilai, sekaligus membuat blok, tidak akan berjalan baik wadah organisasi tersebut.
Lalu, demikian Bupati Mbaraka, ketika organisasi jalan, perlu adanya kekuatan. Ingat bahwa uang bukan segala-galanya. Yang perlu adalah kualifikasi yang betul-betul cukup baik seperti memiliki inteligency serta life skil.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun