Merauke, Suryapapua.com– Pernyataan keras dan tegas kembali dilontarkan Faustina Mahuze, Perempuan Malind yang juga dosen di Universitas Negeri Musamus (Unmus) Merauke, setelah mengetahui hasil Musyawarah Daerah (Musda) Pemilihan Ketua Ikatan Kerukunan Flobamora (IKF) Provinsi Papua Selatan.
Dimana dalam Musda I yang berlangsung di Hotel Halogen beberapa hari lalu, Paskalis Imadawa terpilih sebagai Ketua IKF.
Saat dihubungi suryapapua.com melalui ponselnya Jumat (17/10/2025), Faustina mengungkapkan, Flobamora adalah organisasi kesukuan, sehingga harus benar-benar orang berdarah asli dari sana memimpin IKF Papua Selatan.
“Kenapa sehingga Bapak Paskalis Imadawa yang adalah orang Marind dari Pulau Kimaam, terpilih menjadi Ketua Ikatan Kerukunan Flobamora (IKF) Papua Selatan? Jujur sangat-sangat disayangkan,” tegasnya.
“Saya ingin mengatakan kepada orang Flobamora di Merauke, Boven Digoel, Mappi serta Asmat bahwa kami orang Malind masih bergantung kepada Bapak Paskalis Imadawa. Beliau adalah orangtua kami,” katanya polos.
Seharusnya, lanjut Faustina,”Bapak Paskalis Imadawa membangun kami orang Malind, sekaligus menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi. Bukan pergi memberikan perhatian kepada masyarakat Flobamora.”
Dia menegaskan, sangat tidak wajar Paskalis Imadawa menjadi Ketua IKF Papua Selaatan.
“Sebagai perempuan Malind— setelah mengetahui Bapak Imadawa dipilih menjadi Ketua IKF, saya menangis. Kok bisa bapak kami diambil orang lain. Kan ketika bapak mengurus orang lain, tentu anaknya sedih,” ujarnya.
Faustina mempertanyakan, apakah tidak ada sesepuh maupun intelektual Flobamora di Papua Selatan yang maju sebagai Ketua IKF?
“Kan banyak orang Flobamora disini punya kemampuan serta kapasitas,” ungkapnya.
“Saya juga mengatakan, ketika Bapak Imadawa tidak menjabat sebagai Wakil Gubernur Papua Selatan, dapat dipastikan orang Flobamora tak mungkin menjagokan beliau sebagai Ketua IKF Papua Selatan,” tegasnya lagi.
“Memang itu pikiran paling jahat yang terlintas di benak saya secara wajar. Sekali lagi saya pertegas bahwa Bapak Imadawa adalah bapak kami orang Marind,” katanya.
Faustina menduga, kemungkinan besar Paskalis Imadawa tak punya keinginan maju menjadi Ketua IKF Ppaua Selatan.
Hanya ada permainan segelintir orang Flobamora yang bertemu dengannya sekaligus membisik-nya untuk maju.
Terhadap hasil Musda, Faustina meminta kepada panitia harus membatalkan. Karena Paskalis Imadawa bukan orang Flobamora. Beliau hanya ipar saja karena isterinya dari Flores.
“Sekali lagi saya minta orang Flobamora di tanah ini, tolong hargai kami. Kalian ambil Bapak Imadawa sebagai Ketua Flobamora itu bentuk penghinaan kepada kami orang Malind,” ujarnya.
“Mengapa? Karena beliau adalah bapak kami dan tidak ada sama sekali darah Flobamora,” ujarnya.
Orang Malind, menurutnya, sedang berdiri dan ingin berjalan. “Masa bapak pergi urus orang lain, sementara ruimah sendri belum diurus baik,” kritiknya.
“Saya tidak setuju akan sikap dan tindakan orang Flobamora mengambil bapak kami. Jadi bagaimanapun juga, wajib hukumnya harus dibatalkan hasil Musda,” pintanya.
“Sebagai orang Malind, saya tidak akan mundur dengan hal-hal begini karena saya punya hak menjaga semua hal di tanah kami. Identitas dan eksistensi kami orang Malind, harus terus dijaga serta dipertahankan,” katanya.
Diakhir pernyataannya, Faustina mengaku, dirinya tidak marah kepada masyarakat Flobamora disini, karena mereka adalah saudara. Hanya saja, tolong hargai orang Malind.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun