Merauke, Suryapapua.com-Suasana berbeda dalam perayaan misa inkulturasi di Gereja Santa Theresia Buti-Merauke yang dipadati ratusan umat.
Dalam misa inkulturasi Minggu (07/09/2025), kesempatan diberikan kepada Etnis Flobamora (Flores, Sumba, Timur dan Alor) tampil mulai dari lagu-lagu, tarian dan lain-lain selama berlangsungnya perayaan.
Dari pantauan suryapapua.com, tampak dari depan, pendopo, dIsamping kiri-kanan hingga di dalam gereja, semua bernuansa identitas masyarakat Flobamora.
Selain janur, dedaunan menghiasi gereja, juga identitas lain seperti kain tenun di depan altar dan sekitarnya.
Seperti biasa, prosesi dilakukan mulai depan sakristi keluar ke jalan diiringi lagu serta tarian sekelompok anak dari sub tungku Maumere, sambil mengarak Pastor Paroki Santa Theresia Buti, Simon Petrus Matruty bersama petugas bacaan serta misdinar masuk ke gereja untuk dilangsungkannya perayaan misa inkulturasi.
Pastor Paroki Santa Theresia Buti, Simon Petrus Matruty menyampaikan terimakaih atas kehadiran masyarakat Flobamora untuk memeriahkan perayaan misa inkulturasi pada hari Minggu ini, sekaligus menghiasi dengan berbagai ornamen Khas Flobamora.

“Tentunya ini adalah kerja keras dari saudara-saudara Flobamora di Paroki Santa Theresia Buti yang hanya berjumlah 9 kepala keluarga, tetapi bisa menjadi perekat,” katanya.
Bagi Pastor Sipe, panggilan akrabnya, bukan soal jumlah tetapi kualitas. Bagaimana mereka menjadikan diri perekat Flobamora di Kabupaten Merauke.
“Jadi, hari ini kita bisa menikmati suasana liturgy dan perayaan ekaristi dengan khas budaya Flobamora. Sekali lagi terimakasih bagi warga Flobamora, karena telah menyajikan luar biasa melalui perayaan misa inkulturasi,” tandasnya.
Pastor Sipe mengaku, masyarakat Flobamora datang hari ini tidak dengan tangan kosong, tetapi membawa juga sumbangan dalam bentuk uang guna pembangunan Gereja Santa Theresia Buti.
“Ya, terimakasih lagi karena warga Flobamora tidak datang tangan kosong, tetapi membawa sesuatu sekaligus sebagai komitmen mendukung pembangunan Gereja santa Theresia Buti yang dulaksanakan mulai 1 Oktober 2025 (peletakan batu pertama),” katanya.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun






