Menjaga Mimpi tetap Hidup di Sanubari Laurencia

TSE GROUP235 views

DI SUDUT kecil Distrik Asiki, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua Selatan tempat di mana waktu berjalan lebih lambat ketimbang di kota-kota besar, tinggal-lah gadis cilik bernama Laurencia.

Dari kejauhan, Laurencia mungkin sama seperti anak-anak lainnya.

Namun jika diperhatikan dari dekat, ada tekad menyala di balik sorot matanya bahwa satu hari nanti, ia akan menjadi seorang Polwan yang mampu memberikan perlindungan serta keamanan bagi orang- orang di kampungnya.

Bagi Laurencia kecil, mimpi bukanlah sekadar angan. Ia selalu diajarkan oleh orang tuanya untuk menjalani hidup dengan berani, termasuk dalam urusan menggapai mimpi.

Oleh karena itu setiap pagi, ia berjalan kaki menuju sekolah dengan kedua tangan mungilnya memeluk buku-buku pelajaran.

Untungnya, dorongan untuk menggapai asa tak hanya ia dapatkan dari lingkungan keluarga semata.

Dukungan juga hadir dalam bentuk beasiswa dari TSE Group, sebuah perusahaan yang bergerak di sektor kelapa sawit di Papua Selatan.

Melalui program Corporate Social Contributionnya, TSE Group memberikan bantuan di bidang pendidikan, baik untuk siswa maupun guru honorer.

“Saya merasa senang mendapat beasiswa. Beasiswa dari perusahaan biasanya saya gunakan untuk membeli peralatan sekolah seperti buku, pena, sepatu dan lainnya,” tutur gadis yang duduk di kelas 3 SD Camp Asiki ini seraya berharap, bantuan ini bisa terus berlanjut hingga ke tahun-tahun berikutnya supaya bisa dirasakan juga banyak siswa.

Sementara itu, General Manager TSE Group Daniel Sim Ayomi dalam sebuah kesempatan menyampaikan bahwa beasiswa tak ubahnya seperti “jembatan harapan” untuk orang-orang yang tinggal di pedesaan yang ingin mengubah kehidupan menjadi lebih baik.

“Bagi sebagian besar anak-anak Papua, beasiswa adalah satu-satunya jalan untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, sebuah kesempatan yang mungkin tak akan datang tanpa dukungan,” jelasnya.

“Kita hidup di era di mana tantangan tak bisa ditakluk-kan sendirian. Kita butuh lebih banyak ruang dialog, proyek bersama, dan semangat saling percaya. Ketika inovasi digerakkan oleh hati dan kolaborasi dijalankan dengan tulus, maka perubahan besar bisa terjadi dari desa kecil hingga panggung dunia,” ungkap Ayomi menambahkan.

Menyediakan bantuan pendidikan dalam bentuk beasiswa bagi anak-anak Papua juga berarti mengakui hak mereka untuk bermimpi dan berkembang seperti anak-anak di daerah lain di Indonesia.

Ini adalah bentuk konkret dari keadilan sosial seperti yang tercantum dalam sila kelima Pancasila bahwasannya pendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa, melainkan hak setiap anak bangsa, tanpa memandang letak geografis atau kondisi ekonomi. (PR)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *