‘Menggugat’ Perhatian Pemkab Merauke Terhadap Puluhan Relawan Bevak Pintar Yang Mendidik OAP Tanpa Digaji

Pendidikan333 views

Merauke, Suryapapua.com– Kurang lebih 50 relawan di Bevak Pintar Merauke yang tersebar di sepuluh titik atau tempat baik dalam wilayah kota atau pinggiran,  mendarmabaktikan diri secara cuma-cuma alias gratis mendampingi anak-anak Papua untuk belajar menulis, membaca, berhitung  dan lain-lain.

Tanpa seprsen diterima tiap bulan dari Pendiri Bevak Pintar, Yohanes Kedang, MTB, mereka tetap setia dengan tugas dan tanggungjawabnya secara  kontinyu mendidik anak di setiap bevak.

Saat ditemui Surya Papua, Kamis (6/10),  Pendiri Bevak Pintar Merauke, Yohanes Kedang, MTB mengungkapkan, meskipun dengan berbagai keterbatasan, proses belajar mengajar oleh kurang lebih  puluhan relawan tetap berjalan kontinyu.

Setiap bevak pintar, jelas Bruder Johny, terdapat lima relawan. Oleh karena bevak pintar sebanyak 10, sehingga jumlah relawan sekitar 50 orang.

Fasilitas seadanya berupa meja yang disiapkan untuk anak anak Papua belajar – Surya Papua/IST
Fasilitas seadanya berupa meja yang disiapkan untuk anak anak Papua belajar – Surya Papua/IST

“Betul bahwa mereka tidak digaji. Itu murni dan gerakan hati dari mereka mendampingi anak-anak di setiap bevak agar bisa belajar membaca, menulis, berhitung  dan berdoa secara baik,” ungkapnya.

Para relawan, demikian Bruder Johny,  tidak pernah putus asa dalam tugasnya, meskipun sepersen honor tak diterimanya. “Ya, saya salut atas keuletan dan ketekunan mereka dengan mendampingi anak-anak secara kontinyu,” katanya.

Untuk setiap bevak, relawan direkrut dari kampung situ. Kalau ada kekurangan baru dibawa dari kota.

Sedangkan jadwal mengajar, menurutnya, telah diatur. Dimana Senin di Bevak  Santa Theresia Buti, Selasa Bevak St. Fransiskus Tambat dan Santa Clara Ugu. Lalu Rabu di Bevak Pintar Santa Elisabeth.

Sedangkan Kamis  di Bevak Pintar St. Stefanus Lepro, Jumat Bevak Pinta St. Dominikus Sermayam I, Sabtu Bevak Pintar St.  Yohanes Pembaptis Bokem, Bevak St. Petrus Onggatmit, serta Bevak Bunda Hati Kudus Jati-Jati.

“Memang anak-anak yang ada di setiap bevak bervareasi. Tetapi kalau ditotalkan bisa mencapai kurang lebih 1.000 orang,” jelasnya.

Selain yang masih aktif sekolah, juga banyak sudah putus sekolah dan di bevak mereka didampingi secara kontinyu oleh masing-masing relawan.

Ditambahkan, setelah kegiatan belajar mengajar dilangsungkan, anak-anak diberikan makanan bergizi mulai dari bubur kacang hijau, kolak dan sejumlah menu lain yang telah disiapkan.

Penulis : Frans Kobun

Editor   : Frans Kobun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *