Merauke, Suryapapua.com– Menegangkan! Mungkin kata ini tepat disematkan ketika laga pertandingan Kelimutu FC melawan Lamaholot FC dalam lanjutan Turnamen Flobamora Cup IV di Stadion Mini Maro Minggu (15/10).
Betapa tidak, pertandingan yang dipimpin wasit Yanuarius Tarem, berlangsung sangat alot. Jual beli serangan terjadi. Teknik permainan dengan sentuhan bola dari kaki ke kaki kedua tim, dipertontonkan di hadapan 1000-an masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tumpah- ruah di dua tribun maupun di sekitar tribun.
Beberapa kali tim Kelimuti FC yang dikapteni Adrian Gebze, melakukan serangan dari berbagai lini untuk berusaha menjebol gawang Lamaholot FC yang dijaga Niko Jaftoran. Namun tangguhnya Jaftoran di ‘pintu palang terakhir’ hingga tendangan bola lawan berhasil ditangkap baik.
Namun demikian, kesebelasan Lamaholot yang dikendalikan kaptenya Adam Ridwan-pun tidak tinggal diam. Beberapa kali serangan dilancarkan, namun belum membuahkan gol juga.
Hingga babak pertama berakhir, tak ada gol dari kedua kesebelasan. Memasuki babak kedua, baik Pelatih Kelimuti FC, Florianus Senda dan Pelatih Lamaholot FC, Aras Kleden mengganti beberapa pemain baru agar lebih menambah daya gedor serangan.
‘Jual beli’ serangan kembali terjadi di babak kedua. Para pemain baik Kelimutu FC maupun Lamaholot FC, ‘bernafsu’ menjebol gawang. Namun kokohnya pertahanan belakang kedua tim, tak menghasilkan gol.
Di detik-detik terakihr jalannya pertandingan, lagi-lagi Aras Kleden memasukan pemain baru untuk mencoba mendobrak pertahanan belakang Kelimutu FC, tetapi hasilnya pun nihil. Hingga pluit panjang dibunyikan wasit pada babak kedua pertandingan, hasil skor kacamata alias 0-0.
Bermain Sesuai Instruksi
Pelatih Kelimutu FC, Florianus Senda mengaku puas dengan pola permainan dari timnya di lapangan hijau setelah meladeni Lamaholot FC (juara bertahan Flomarora Cup III) lalu.
“Anak-anak bermain sesuai instruksi saya dari pinggir lapangan. Memang kami menginginkan kemenangan juga, namun dewi fortuna belum berpihak kepada ‘pasukan’ saya,” tegas Flori, panggilan akrabnya.
Intinya, jelas Flori, tim bermain sangat kompak di lapangan sejak babak pertama hingga kedua.
Flori pun mengaku kalau dua pemain dari Lamaholot FC yang bernomor punggung 9 dan 11, berhasil dibuat ‘takancing’ atau tidak leluasa bergerak merangsek masuk ke pertahanan
Skema berjalan sesuai rencana. Bagi Flori Senda, pemain nomor 9 dan 11 dari tim Lamaholot ‘takancing’ dan atau terisolir. Pergerakan kedua pemian itu berhasil dihadang total sehingga sulit bergerak merangssek masuk di pertahanan terakhir.
“Jadi, begitu keduanya bergerak sedikit, langsung dihadang pemain saya, sehingga sulit masuk ke daerah pertahanan kami,” jelasnya.
Namun demikian, Senda mengakui pertahanan belakang Lamaholot FC sangat kokoh sehingga sulit diterabas pemain depannya juga.
Dalam kesempatan itu, Flori menambahkan, kaptennya atas nama Adrian Gebze, karena mamanya berasal dari Ende. Sedangkan bapaknya orang Marind, sehingga ada darah campuran.
Semua Kekuatan Pemain Dikeluarkan
Pelatih Lamaholot FC, Aras Kleden menegaskan, targetnya adalah harus menang melawan Kelimuti FC, namun tak tercapai. Tetapi jelasnya, semua kekuatan terbaik dari timnya, sudah dikeluarkan.
“Permainan anak-anak memuaskan dan saya tidak kecewa. Dari belakang, tengah dan depan juga bagus, hanya saja gol tidak tercipta,” ujarnya.
“Memang ada beberapa strategi yang saya lakukan di menit terakhir pertandingan, namun hasilnya tetap 0-0 hingga pluit panjang dibunyikan,” jelasnya.
Aras Kleden menambahkan, untuk penjaga gawang Lamaholot FC atas nama Niko Jaftoran, mamanya berasal dari Adonara, Flores Timur. Sedangkan bapaknya orang Kei.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun