Kurik, Suryapapua.com– Mungkin untuk yang pertama kalinya, Gus Miftah Maulana Habibburahman, Kiai kondang dari Jawa itu, menginjakan kakinya di Tanah Papua Selatan, tepatnya di Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, salah satu distrik yang dijangkau dari kota dengan durasi perjalanan kurang lebih dua jam.
Sejarah itu ditorehkan seorang Romanus Mbaraka, Bupati Merauke yang berhasil mendatangkan Gus Miftah memberikan pengajian sekaligus halal bihalal secara langsung kepada ribuan masyarakat dari berbagai penjuru kampung.
Untuk mendatangkan kyai kondang seperti Gus Miftah, tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Karena harus ‘mengantri’ dan perlu membangun lobi kuat.
Seorang Romanus Mbaraka, anak kampung dari Kalilam-Batu Merah, Pulau Terapung Kimam yang memiliki jam terbang, tidak perlu diragukan kapasitasnya.
Apapun yang diinginkan dan dimintakan rakyat, apalagi berkaitan dengan keagamaan untuk ‘siraman rohani’ kepada umat, pasti dilakukan Romanus Mbaraka.
Dari pantauan Surya Papua Sabtu (25/05/2024), Bupati Merauke, Romanus Mbaraka yang mendampingi Gus Miftah serta forum komunukasi pimpinan daerah (Forkopimda) serta pejabat dari setiap OPD tiba di Distrik Kurik sekitar pukul 12.30 WIT.
Kedatangan rombongan dijemput dengan tarian. Lalu diarak masuk menuju ke Lapangan Kurik.
Ribuan orang ‘menyemut’ telah memadati Lapangan Kurik sejak pagi hingga siang hari. Gus Miftah ‘dielus-elus’ dan disambut sangat luar biasa masyarakat eks transmigrasi yang datang dari berbagai penjuru kampung.
Teriakan histeris pun menggema. Lapangan Kurik menjadi saksi bisu. Masyarakat pun berebutan ingin mendekat ke Gus Miftah untuk foto bersama sebelum naik anggung, namun Banser yang melakukan pengamanan sangat ketat mulai kedatangan hingga dihantar naik ke atas panggung.
Kurang lebih dua jam lebih, Gus Miftah memberikan ceramah kepada ribuan umat Islam. Sirama-siraman rohani yang disampaikan, sangat menyentuh dan nasionalis.
Meskipun sempat terjadi guturan hujan, ribuan warga tak bergerak sama sekali. Mereka mengikuti dengan baik dan seksama pesan dan ceramah yang disampaikan Kyai kondang tersebut.
Penulis : Frans Kobun
Editor : Frans Kobun