Merauke, Suryapapua.com– Bertempat di Hotel Halogen Selasa (14/2), berlangsung stakeholder meeting pembangunan kebun masyarakat Koperasi Serba Usaha Iska Bekai.
Kegiatan tersebut dibuka secara langsung oleh Bupati Merauke, Romanus Mbaraka yang dihadiri Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Benjamin Latumahina, Kapolres Merauke, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sandi Sultan, Dandim 1707 Merauke, Letkol Infantri Bayu Kriswandito, para kepala dinas di organisasi perangkat daerah (OPD) serta perwakilan masyarakat adat maupun marga dari Distrik Ngguti.
Stakeholder meeting itu, sehubungan dengan akan dibangun kebun kelapa sawit seluas 5. 657,33 hektare di Distrik Ngguti, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan yang dikelola Koperasi Serba usaha Iska Bekai.
Tujuan pengelolaan ribuan hektar kebun dimaksud, tidak lain untuk mensejahterakan masyarakat kampung lokal yang saat ini berada di wilayah distrik tersebut.
Ketua Koperasi Iska Bekai, Abraham Yolmen dalam sambutannya mengatakan, oleh karena adanya dukungan besar dari Pemkab Merauke dibawah kepemimpinan Romanus Mbaraka-H. Riduwan, maka pihaknya memberanikan diri merubah model koperasi dari sebelumnya managemen satu atap menjadi pengelolaan mandiri.
“Untuk mempercepat kemandirian, kami menunjuk pendamping profesional. Lalu hari ini kami menyelenggarakan pertemuan dengan berbagai pihak termasuk pemerintah dengan tujuan mendapatkan dukungan, masukan dan saran agar niat kami mensejahterakan masyarakat kampung dapat terwujud, ” ucapnya.
Dikatakan, Koperasi Iska Bekai dibentuk berdasarkan akta pendirian koperasi Nomor 31 tanggal 13 Februari 2016. Lalu SK Menteri Koperasi dan UMKM 23 Februari 2016 dengan jumlah anggota koperasi sebanyak 35 orang yang beralamatkan di Kampung Nakias.
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka dalam sambutannya mengatakan, langkah berani yang diambil pengurus Koperasi Iska Bekai bertujuan agar 20 % lahan dikembalikan ke pemilik hak ulayat. Lalu diolah secara mandiri melalui koperasi tersebut.
“Banyak orang koreksi tentang persoalan ini. Tetapi koreksi untuk membangun orang yang punya tanah dimana investasi berlangsung di situ, tidak cukup cuma dengan omong. Harus dilakukan sungguh-sungguh, agar mereka menjadi bagian dari investasi dan kemajuan,” pintanya.
Bupati Mbaraka menegaskan, permasalahan investasi yang dilakukan investor kelapa sawit saat ini, dinilai kurang memberikan perhatian kesejahteraan kepada pemilik ulayat.
Olehnya pemerintah harus dapat melakukan sesuatu untuk masyarakat pemilik ulayat agar tidak adanya saling menuduh satu sama lain.
“Pasti ada tim pendamping bentukan Pemkab Merauke. Jadi 20 persen yang diinvestasikan PT Dongin Prahbawa, dikembalikan kepada rakyat yang punya tanah,” pintanya.
Untuk itu, Bupati Mbaraka meminta kepada tua-tua adat, kepala kampung dan pemilik ulayat sama-sama menunjukkan bahwa orang asli Papua (OAP) bisa.
Dalam kesempatan itu, Bupati Mbaraka mengharapkan pengelolaan Koperasi Iska Bekai dapat berjalan baik. Pemkab Merauke sudah pasti mendukung penuh jalannya koperasi.
“Nanti ada armada angkutan untuk sawit dihibahkan Pemkab Merauke ke Koperasi Iska Bekai guna kelancaran pengelolaan,” jelasnya.
“Jadi untuk angkat buah sawit besok, kalau koperasi kekurangan armada truk, saya selaku bupati, akan berikan hibah truk, agar sawit dikelola koperasi. Ini sungguh-sungguh dilakukan agar managemen dikelola baik. Juga pendampingan dilakukan mulai dari olah hingga produksi,” katanya.
Diharapkan Koperasi Iska Bekai melihat peluang bisnis selain hasil dari kebun. Namun tentunya harus dibahas secara bersama-sama terlebih dahulu.
“Saya kira langkah yang dilakukan Koperasi Iska Bekai saat ini adalah pertama kali di Papua bahkan Indonesia,” ujarnya.
Bupati Mbaraka mencontohkan dari pengalamannya melihat di Malaysia dengan pendamping saat ini yang sangat berpengalaman. Sehingga perdana dilakukan di Kampung Nakias.
Olehnya, masyarakat harus semangat, sekaligus jalan secara bersama-sama. “Kurang lebih 5.000 hektar ini, bapak ibu akan kelola sendiri mulai dari awal hingga produksi,” katanya.
Koperasi Iska Bekai juga harus berperan melakukan seleksi karyawan yang hendak bekerja di kebun sawit.
“Saya secara pribadi siap mendukung, bukan dalam kapasitas sebagai Bupati Merauke. Kalau semua berjalan baik dikelola koperasi, saya katakan ini pertama kalinya orang yang punya tanah dapat berdiri di kaki sendiri di ruang investasi,” ujarnya.
Penulis : Yulianus Bwariat
Editor : Frans Kobun